Dunia Ikan Dunia Kedamaian
Pengantar Redaksi
Selain kegelisahan intelektual, ruang-ruang ekspresi kegelisahan dari seorang yang terus berpikir untuk kebaikan kehidupan, bisa dimaknai lewat larik-larik bernada puitik.
Terlepas dari publik menilainya sebagai puisi, baik atau buruk, tetapi wujud penyampaikan ekspresi estetika seseorang tak dibatasi. Bebas dilakukan oleh siapa pun. Meskipun Penyair legendaris Indonesia, Chairil Anwar pernah bilang "yang bukan penyair tidak ambil bagian". Di sinilah, As'ad Said Ali memberi makna dari kegelisahannya lewat puisi berjudul "Dunia Ikan Dunia Kedamaian" yang cukup menarik bila direnungkan.
Seorang kiai dari Kalimantan Selaran, KH Syarbani Haira (Ketua PWNU Kalimantan Selatan 2007 - 2017 dan Ketua Badan Pendiri di Universitas NU Kalsel) berkomentar atas catatan tersebut sebagai "benar kiai, genuine temannya ‘adalah, istiqomah, wa-rahmah".
Renungan tentang ikan tak lepas dari catatan As'ad Said Ali sebelumnya:
"Kolam kecil ikan khoi di samping rumah joglo yang terletak di belakang (samping kanan) bangunan utama. Rumah joglo tersebut dijadikan tempat pengajian ibu-ibu dan santri wanita penghafal Al-Quran yang diasuh istri saya dan beberapa ustadzah lainnya.
"Pesan Bapak dan Ibu saya, kalau mampu membuat rumah jangan lupa tempat mengaji serta kolam ikan dan beri makanan yang cukup setiap hari. Subhanallah wal-hamdulillah."
Dunia dan Dunia Kedamaian
Tujuh belas ikan warna warni bercengkerama
Dikolam kecil dihalaman depan kantor kami
Yang dikelilingi perdu hijau menyala
Setiap tamu datang takjub menikmati pemandangan yang asri
Setiap pagi mereka menunggu derap langkahku
Sepertinya mereka tahu siapa yang akan datang
Lalu mereka menyusun gerakan tarian indah memukau
Tarian selamat datang menyambut tuannya membawa makanan
Setiap datang kuamati dengan cermat dan akupun terpukau
Polah tingkah mereka yang memancarkan kebahagiaan
Siapakah yang mendidik mereka berperi laku tertib dan santun seperti itu
Sehingga cepat saling mengejar makanan tanpa terjadi tabrakan
Adakah malaikat yang datang menyampaikan kepada mereka ilmu
Seperti mengajari Nabi Adam dan Siti Hawa tentang tumbuhan dan hewan ?
Ataukah karena Iblis dan Setan tidak menularkan sifat jahat yang membelenggu.
Karena setan menganggap ikan jenis makhluk dungu tidak sepadan menjadi lawan.
Bekasi, 15 Juli 2023
DR KH As'ad Said Ali
Mantan Wakil Kepala BIN, Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027. Tinggal di Jakarta.
Advertisement