Dunia di Tengah Pusaran Angin Neraka
"Dunia di Tengah Pusaran Angin Neraka", menjadi renungan puitik As'ad Said Ali. Irit kata, memang. Cukup menjadi renungan kita bersama, dalam mengisi pemikiran yang menjernihkan. Di tengah situasi dijejali pelbagai berita bohong di media sosial.
DUNIA DI TENGAH PUSARAN ANGIN NEGARAKA
Ketika berita ditiup angin
Kabar angin menjadi berita
Ketika kebohongan menjadi lazim
Kebenaran bukan lagi fakta
Masa kini dunia menjadi sempit
Mengerut hanya seluas desa
Rumah kaca berderet saling berhimpit
Mereka berbisik lirih : kita hidup dipusaran angin neraka.
MAHAHARIKU
Matahariku , aku belajar bersamamu sejak masa muda
siang hari sampai menjelang kau tenggelam dibalik awan
dan malam hari kau menyelinap dalam selimutku untuk mengajariku makna mimpi
Matahariku : engkau penguasa yang gagah perkasa
tanpa sapa dan tanpa kata
energimu menggerakkan aku dan teman temanku hidup menjadi bermakna
Matahariku.: pagi ini engkau menemaniku bersafari ke rumah kelahiranku
esoknya engkau menemaniku berjalan dipematang sawah seperti masa kecilku dahulu
dan malamnya engkau mengajariku makna mimpi naik perahu yang sedang melaju
Matahariku : tetapi sekali ini aku ingin bertanya tentang rahasiamu
engkau selalu mengatakan “ tidak boleh ada matahari kembar “
apakah engkau mengajari diriku menjadi seorang “ tiran “ ?
Tujuhbelas Agustus
Tujuhbelas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita.
Hari merdeka
Nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia...merdekaaa
Sekali merdeka, tetap merdekaa ...
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap ....setia.....sedia.....setia ....sedia
Membela negara kita...
DR KH As'ad Said Ali
Mantan Wakil Kepala BIN, Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.
Advertisement