Dunia Butuh Pertolongan Umat Islam, Ini Penjelasan Gus Yahya
Islam datang ke Indonesia tidak dengan perang, melainkan mampu berkembang baik hingga kini beriringan dengan akar budaya Nusantara.
Katib 'Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan hal itu. Menurutnya, perkembangan Islam yang seperti itu tidak ada di tempat lain. Maka, disebutlah sebagai Islam Nusantara.
"(Islam Nusantara) ini penting diketahui kita semua untuk mengingatkan bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa pecundang yang gemar berperang," katanya.
Sebab, ia melanjutkan, Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara mampu menawarkan beragam solusi untuk menciptakan dunia baru yang damai. "Itulah manifesto Islam Nusantara yang punya pemahaman jernih untuk menciptakan kedamaian di muka bumi," jelas kiai asal Rembang, Jateng yang akrab disapa Gus Yahya ini.
"Islam Nusantara, baginya, paling relevan untuk menyambut satu abad lahirnya NU pada 2026 mendatang. Maka dari itu, tidak boleh ada warga NU yang bermental pecundang," kata Yahya Cholil Staquf.
Islam Nusantara, baginya, paling relevan untuk menyambut satu abad lahirnya NU pada 2026 mendatang. "Maka dari itu, tidak boleh ada warga NU yang bermental pecundang," tegasnya.
KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan hal itu, dalam Pembukaan Rakornas Lakpesdam NU, di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK), Kota Bekasi, pada Sabtu 22 Desember 2018.
Gus Yahya kemudian menjabarkan isi teks UUD 1945 yang isi penjelasannya adalah bagaimana umat Islam Indonesia memiliki andil dalam menjaga kedamaian dunia. "Ini adalah tugas penting bagi bangsa Indonesia," jelasnya.
Ia mensinyalir, terdapat sepertiga umat Islam di dunia yang hidup di negeri yang peradabannya tengah mundur jauh ke belakang. "Sehingga menjadi negara yang (seperti) sedang sakit jiwa karena peradaban mereka hancur dan itu bisa dilihat di beberapa negara di Timur Tengah," katanya.
Padahal, menurut Gus Yahya, saat ini dunia sedang membutuhkan pertolongan umat Islam Indonesia untuk mampu menciptakan perdamaian di muka bumi. "Selain itu juga dapat melahirkan cita-cita peradaban yang dibutuhkan dunia," jelas Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah ini.
Terakhir, ia menekankan bahwa teknologi informasi tidak serta-merta menjadi sebuah tirani baru. "Karena itulah kemudian, Rakornas Lakpesdam NU ini harus bisa merumuskan arah ekonomi bagi sekitar 150 juta warga NU agar tidak menjadi budak dari tirani baru di dunia ini," pesan Gus Yahya.
Dalam acara itu hadir seluruh Pengurus Cabang Lakpesdam NU se Indonesia, Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad, Ketua PCNU Kota Bekasi terpilih KH Madinah, dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. (adi)
Advertisement