Dulu masih Muda, Pakai Tato biar Sangar dan Laki Gitu
Seorang warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kota Probolinggo, Edi Wawan Hendrianto mendatangi rumah dinas (rumdin) Walikota di Jalan Panglima Sudirman, Probolinggo, Sabtu, 4 Maret 2023. Kebetulan di rumdin selama dua hari, Sabtu-Minggu, 3-4 Maret 2023 ada acara penghapusan tato yang difasilitasi Walikota Habib Hadi Zainal Abdin bersama Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Kota Probolinggo.
Edi berterus terang, sudah kapok alias taubat, tidak mau lagi tubuhnya ditempeli tato. Termasuk tato kalajengking yang dibuat saat ia masih remaja berusia 22 tahun.
Ia tergerak mendatangi tempat ini karena inisiatif pribadi ingin menghilangkan tato kalajengking yang ia buat sekira masih umur 22 tahun. Setelah berkeluarga, punya istri dan anak, ia menilai, tidak pantas lagi bertato.
Ia mengingat kenakalannya di masa muda, berdalih senang punya tato biar gagah. “Dulu masih muda, pakai tato biar sangar dan laki gitu,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Putri, asal Dringu, Kabupaten Probolinggo. Perempuan 27 tahun itu juga menyesal mengapa dulu menghiasi tubuhnya dengan tato. Kini, selain menyesal, ia menilai tato tersebut tidak ada manfaat baginya.
"Selain ingin hijrah, untuk mencari kerja harus bersih dari tato. Selain itu setelah memiliki tato, saya merasa menyesal, dan saya berpesan kepada masyarakat khususnya anak muda mending tidak usah bertato," ujarnya, Sabtu siang.
Seperti diketahui, even hapus tato ini sudah kali keempat digelar di tempat yang sama (rumdin walikota). Kali ini sebanyak 42 pendaftar secara online dan 13 pendaftar offline meminta tatonya dihapus.
Pelaksanaan hapus tato dua hari itu dimulai pukul 08.00 hinga 17.00 WIB. DDII Kota Probolinggo memberikan kesempatan kepada siapapun yang ingin hijrah menghapus tato, dipersilakan untuk datang.
“Silakan datang, masih ada waktu hapus tato hingga besok, Ahad, 5 Maret. Kami juga pernah tanya dengan lebar segini biaya hapus tato biayanya Rp2-4 juta, sekarang ini gratis,” kata Ketua DDII Kota Probolinggo, Heri Wijayani sambil menunjukkan lengannya.
Ia berharap ke depan peserta even ini semakin berkurang. Hal itu menunjukkan semakin jarang, bahkan langka, kaum muslimin yang bertato. Tahap I jumlah peserta 91 orang, tahap II sebanyak 114 orang, tahap III sebanyak 73 orang dan tahap IV ini diperkirakan semakin berkurang.
Advertisement