Dukungan Gus Dur, Ini Latar Sejarah Jokowi Gandeng Kaum Santri
Kenapa Joko Widodo pada Pemilhan Presiden (Pilpres) 2019 menggandeng KH Ma'ruf Amin, figur terkemuka kaum santri? Ternyata jawaban ini pelahan terkuak, setelah kita runut dari latar sejarah ketika KH Abdurrahman Wahid (almaghfurlah) mantan Presiden, memberikan dukungan moral semasa hidupnya, sebelum Joko Widodo tampil menjadi pemimpin nasional.
Benarkah Jokowi pun mempunyai tanggung jawab moral, untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam menggandeng kaum santri?
Momentum pemilihan presiden memang sudah berlalu. Seraya menunggu keputusan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bakal menentukan pasangan presiden dan wakil presiden dalam kepemimpinan nasional lima tahun mendatang.
Namun, diperkirakan, nama Joko Widodo dan Kiai Ma'ruf Amin bakal menjadi presiden dan wakil presiden terpilih. Agaknya, kita perlu menengok, relasi antara Jokowi dan Gus Dur, beberapa tahun silam.
"Gus Dur mampir di Loji Gaddrung, rumah dinas Wali Kota Solo untuk melakukan dialog bersama para tokoh di antaranya KH Moeslim Rifa’i Imampuro (Mbah Liem), dan Jokowi yang ketika itu baru sekitar 6 bulan menjabat Wali Kota Solo".
Suatu ketika, Gus Dur bersama sejumlah tokoh agama mengadakan pertemuan di Solo.
“Saya masih ingat tanggalnya, 8 Januari 2006, Gus Dur hadir di Solo dalam acara “Njejegake Sakaguru Nusantara” (Menegakkan Kembali Sokoguru Nusantara) untuk menyampaikan orasi, pandangan-pandangannya dari berbagai perspektif, terutama dalam bidang politik,” tutur Koordinator Gusdurian Jawa Tengah, Husein Syifa, dikutip nu-online.
Husein mengisahkan, sebelum acara orasi, Gus Dur mampir di Loji Gaddrung, rumah dinas Wali Kota Solo untuk melakukan dialog bersama para tokoh di antaranya KH Moeslim Rifa’i Imampuro (Mbah Liem), dan Jokowi yang ketika itu baru sekitar 6 bulan menjabat Wali Kota Solo.
Dalam sebuah diskusi ringan yang melibatkan banyak tokoh tersebut, tiba-tiba Mbah Liem menepuk pundak Gus Dur sambil berkata, “Njenengan harus jadi presiden lagi Gus?”
“Mboten ngaten (tidak begitu), Mbah,” jawab Gus Dur.
Kemudian Gus Dur melanjutkan perkataanya. “Siapapun yang dikehendaki rakyat, termasuk Pak Jokowi ini, kalau dia jadi Walikota yang bagus, kelak juga bisa jadi presiden!”
Waktu itu Jokowi disebut sebagai calon gubernur pun belum.
Jokowi, yang disebut namanya oleh Gus Dur hanya tersenyum. Dipikirnya hanya bercanda Gus Dur ini. Namun, nyatanya ucapan Gus Dur itu berbuah kenyataan. Wali Kota Solo itu kini benar-benar jadi Presiden Indonesia. (adi)
Advertisement