Pangdam V Brawijaya: Kedekatan Batin Dukung SCNC 100 Tahun NU
Panglima Kodam Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, menyambut rangkaian kegiatan 100 Tahun Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Di antara kegiatan itu, adalah Santri Cultural Night Carnival (SCNC) yang digelar di Jatim Expo Surabaya pada Sabtu 29 Oktober 2022, pukul 19.00 WIB, Pangdam menyatakan kesediaan untuk hadir secara langsung dalam acara yang menjadi momentum Hari Santri tahun ini.
Hal itu terungkap saat menerima audiensi Panitia Peringatan 100 Tahun NU dari jajaran PWNU Jatim yang dipimpin Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dan Ketua Panitia perhelatan seabad NU, KH Abdus Salam Shohib, Kamis 20 Oktober 2022.
Diterima langsung Pangdam V Brawijaya Mayjen Nurchahyanto, dari PWNU Jatim, selain Kiai Marzuki dan Kiai Abdus Salam Shohib, yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim, adalah Wakil Katib Syuriah KH Romadlon Chotib, Wakil Ketua PWNU Ir H Muhammad Koderi MSi, Wakil Sekretaris Dr Hasan Ubaidillah, H Robith Fuadi, serta Wakil Bendahara H Rasidi dan Ir H Muhammad Amin Mujib.
Kedekatan Batin NU dan TNI
"Alhamdulillah, Pangdam Brawijaya siap mendukung rangkaian kegiatan NU Jatim dalam memperingati 100 Tahun NU, termasuk di antara kesediaan hadir pada acara puncak Hari Santri dengan SCNC," tutur Kiai Abdus Salam Shohib, Ketua Panitia 100 Tahun NU, dalam keterangan usai pertemuan tersebut.
Sedianya, jajaran PWNU Jatim mengadakan pertemuan pada Rabu kemarin. Namun, karena ada kegiatan Pangdam ke Malang dalam kaitan terjadinya gempa di Malang selatan, sehingga acara pertemuan dimaksud diselenggarakan hari ini.
Silaturahmi dengan Pangdam V Brawijaya merupakan kunjungan balasan, yang sebelumnya dilakukan di kantor PWNU Jatim semenjak Mayjen TNI Nurchahyanto mengemban tugas di Jawa Timur, November tahun lalu.
Menurut Kiai Salam, panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang, pertemuan tersebut sekaligus dalam rangka sinergi program dan presentasi Rangkaian Agenda Satu Abad NU.
"Alhamdulillah, beliau menyambut gembira dan siap membantu terlaksannya Rangkaian Satu Abad NU," tuturnya.
Yang menggembirakan lagi, menurut Kiai Salam, "Beliau juga Insya Alloh akan hadir pada puncak peringatan Hari Santri SCNC".
Pangdam V Brawijaya pada kesempatan itu menceritakan kedekatan TNI dengan santri. Seperti saat ini sedang berlangsung Putaran Final Liga Santri Piala KSAD.
"Alhamdulillah, sejak 10 tahun terakhir banyak santri masuk TNI. Ketika melalui tes psikologis mereka yang alumni pondok pesantren dapat nilai baik dan di atas rata-rata," tutur Mayjen TNI Nurchahyanto.
Memang sejak beberapa tahun terakhir, ada kebijakan khusus dalam rekrutmen TNI AD. Bagi santri yang hafidz Al-Quran, sejauh memenuhi ketentuan fisik dan persyaratan lainnya, langsung bisa diterima untuk menjadi anggota TNI AD.
Bahkan, hal itu telah menjadi kebijakan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. Merekrut santri lulusan dari pondok pesantren dimaksudkan agar bergabung menjadi prajurit TNI.
Menurut Jenderal Dudung, keunggulan seorang santri yang bakal direkrut jadi anggota TNI antara lain memiliki bekal ilmu agama, baik dari segi aqidah maupun dari sisi akhlak.
Seorang santri lulusan pondok pesantren diyakini bisa mengajarkan ilmu agama yang baik kepada masyarakat maupun TNI serta mengajarkan agar cinta kepada bangsa dan negara Indonesia.
Dalam kebijakan TNI AD, membentuk prajurit TNI yang kebetulan lulusan pesantren yang mereka itu masuk, kemudian bisa mengajarkan cinta kepada bangsa dan negara. Diyakini, nilai ajaran Cinta Tanah Air telah menjadi darah daging bagi para santri sesuai semboyan yang diajarkan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan guru para pendiri Nahdlatul Ulama, Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif al-Bangkalany. Yakni, semangat "hubbul wathan minal iiman". Artinya, "Mencintai tanah air bagian dari iman".
Apel Serentak Hari Santri Nasional
Dalam penjelasannya, Kiai Abdus Salam Shohib menjelaskan agenda Hari Santri dalam waktu dekat. Yakni, ada Apel Serentak Hari Santri Nasional yang digelar di PWNU Jatim. KH Marzuki Mustamar akan bertindak sebagai Inspektur Upacara Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2022, sedang bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Irsyad Yusuf (Komandan Banser Jatim yang juga Bupati Pasuruan).
Apel Serentak HSN juga dipusatkan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang diinisiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), diikuti seluruh cabang se-Indonesia.
"Ada banyak agenda terkait dengan 100 Tahun NU. Kami mempersiapkan Halaqoh dan Seminar. Seperti Halaqah Tafsir Kebangsaan, Halaqoh Ibu Nyai Inspiratif, dan kegiatan lainnya yang menunjang maraknya pelaksanaan momentum bersejarah NU memasuki abad kedua tersebut," tutur Kiai Salam, yang juga cucu Pendiri NU, KH Bisri Syansuri (Rais Aam PBNU 1970-1981).
Hubungan antara ulama dan kiai pesantren, terjadi bukan hanya sekarang. Dalam sejarah perjuangan, ulama pesantren selalu bergandengan tangan dengan TNI dan Polri. Termasuk pada saat Perang Kemerdekaan Indonesia pada era 1945-1949. Sejak Perang 10 November 1945 di Surabaya, hingga perlawanan terhadap agresi militer Belanda pada 1947 dan 1948.
Bahkan, dalam catatan sejarah nama Brawijaya yang tercantum pada pembentukan Kodam di Jawa Timur merupakan usulan KH Mahrus Aly Lirboyo (almaghfurlah, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri) di masa setelah masa Revolusi fisik perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Para santri tergabung dalam Barisan Hizbullah dan bara kiai tergabung dalam Barisan Sabilillah. Mereka itulah yang secara organik melakukan perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan berepran mengisi kemerdekaan hingga sekarang.
Advertisement