Dukung Program Prabowo-Gibran, Pemkot Surabaya Tambah Sekolah untuk Simulasi Makan Gratis
Pemerintah Kota Surabaya resmi mendukung program pemberian makan gratis bergizi kepada para siswa-siswi sekolah. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan menambah tahapan sekaligus daftar sekolah yang mengikuti program tersebut.
Pelaksanaan simulasi tersebut sebelumnya telah berlangsung di dua sekolah, yakni SD Negeri Klampis Ngasem III/512, yang dalam pelaksanaannya sempat dipantau oleh Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dan juga SD Negeri Menur Pumpungan.
Pemkot Surabaya kali ini menambah tiga sekolah untuk melanjutkan simulasi makan bergizi gratis, yaitu SD Negeri Wonorejo V/316, SD Negeri Lidah Kulon IV, dan SD Negeri Margorejo V/407.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, secara keseluruhan ada lima SD Negeri yang sedang melakukan simulai makan gratis bergizi. Tiga sekolah tambahan masuk dalam simulasi pemberian makan gratis bergizi tahap kedua.
"Jadi pada tahap kedua pelaksanaan uji coba makan gratis ini, ada penambahan tiga sekolah. Sementara itu, untuk dua sekolah sebelumnya, simulasi di sana masih terus berjalan," ungkapnya, Senin 19 Agustus 2024.
Eri menjelaskan, penambahan sekolah untuk melaksanakan program makan bergizi gratis tahap dua tersebut tidak terlepas dari dukungan para stakeholder dan juga keterlibatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Pahlawan.
"Makanan-makanan yang diberikan kepada siswa berasal dari UMKM Kota Surabaya dan tiap sekolah berbeda-beda pemasok makanannya, sehingga hal ini juga dapat mengerakan perekonomian para pelaku UMKM," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan, pelaksanaan simulasi makan bergizi gratis tahap satu di wilayah Surabaya Timur, dengan menyasar 600 orang, meliputi siswa, guru, dan tenaga pendidik (tendik).
Pada tahap dua yang berlangsung pada 13-30 Agustus 2024, sekolah yang ditunjuk mewakili tiap wilayah yang ada di Kota Surabaya.
"Lalu terdapat penambahan tiga sekolah lagi dengan sasaran 700 orang dari mulai siswa, guru dan tendik berlangsung di SD Negeri Wonorejo V/316 mewakili Surabaya Pusat, SD Negeri Lidah Kulon IV mewakili Surabaya Barat, dan SD Negeri Margorejo V/407 mewakili Surabaya Selatan," terangnya.
Dalam pelaksanaannya, Yusuf menyebut, tiap-tiap sekolah sudah menetap standar operasional (SOP) ketika menjalankan program makan bergizi gratis tersebut, yang terdiri atas waktu pemesanan makanan, petugas yang bertindak untuk membagikan makanan, hingga tata cara pemilahan sampah organik dan anorganik.
"Setelah makanan datang dan lengkap, dimasukan ke dalam ruang transit, kemudian setiap kelas punya penegak disiplin yang bertugas membagikan makanan. Kalau kelas tinggi seperti kelas 5 dan 6, penegak disiplin perwakilan dari mereka, tetapi untuk kelas 1 sampai 4 penegak disiplinnya dari kakak kelasnya," paparnya.
SOP tidak hanya berhenti ketika makanan sudah dibagikan dan diterima oleh para murid. Mereka harus mencuci tangan dan berdoa terlebih dahulu sebelum menikmati makanan tersebut.
Para siswa juga diajarkan untuk dapat memilah sampah organik dan anorganik kemudian memasukannya ke dalam wadah-wadah yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
"Misalnya, sisa makanan (sampah organik) dan sampah plastik bungkus makanan (sampah anorganik) harus dibuang terpisah. Hal-hal seperti ini yang dapat kita ajarkan ke anak-anak," tambahnya.
Yusuf juga menjelaskan, masing-masing sekolah bahkan mempunyai cara masing-masing dalam mengolah sampah makanan yang dihasilkan karena pembagian makanan gratis bergizi tersebut.
"Kita baru berkunjung ke SD Negeri Margorejo V/407 dan ternyata tim wali murid di sana membantu mencuci wadahnya secara sukarela, saat dijual lagi akan lebih mudah. Para wali murid mencucinya agar tidak bau saat dikumpulkan sebelum dijual," pungkasnya.
Advertisement