Dukung Paslon 02, JAKA Minta Khofifah Mundur dari Ketua IKA UA
Jaringan Arek Ksatria Airlangga (JAKA) menyatakan sikap, terkait langkah Ketua Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA), Khofifah Indar Parawansa, menjadi bagian Tim Kemenangan Nasional (TKN) pasangan calon 02, Prabowo-Gibran, dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Kami menyayangkan sikap Ibu Khofifah sebagai Ketua IKA UA yang menjadi bagian dari tim sukses pasangan calon 02 yang memiliki rekam jejak tidak bagus," ujar Ketua JAKA, Teguh Prihandoko, melalui keterangannya, Jumat 26 Januari 2024.
JAKA menuding pasangan Prabowo-Gibran dalam pencalonannya adalah pasangan calon yang penuh dengan permasalahan dan kontroversi.
"Capresnya diduga memiliki potensi pelanggar HAM berat dan cawapresnya merupakan produk Mahkamah Konstitusi (MK) yang penuh dengan pelanggaran etik," lanjutnya.
Menurutnya, sikap Gubernur Jawa Timur ini bertentangan dengan tagline Universitas Airlangga yang mengusung moralitas sebagai landasan dan pedoman kehidupan, yakni, Excellent with Morality.
Teguh juga menyinggung mengenai 13 korban penghilangan paksa aktivis 1998, yang di antaranya terdapat civitas akademika Universitas Airlangga. Mereka adalah Herman Hendrawan dari Prodi Ilmu Politik angkatan 1990 dan Petrus Bima Anugerah dari Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 1993.
Mantan Dirut RPH Surya Surabaya mengungkapkan, Herman dan Bimo merupakan junior Khofifah saat dirinya berkuliah di FISIP Universitas Airlangga angkatan 1984.
Tak hanya capresnya yang memiliki rekam jejak yang tidak baik, kata Teguh, cawapresnya juga demikian. Gibran Rakabuming Raka merupakan calon yang tidak legitimated, karena merupakan hasil keputusan MK yang sarat dengan pelanggaran etik.
Hal itu terbukti dengan putusan Mahkamah Kehormatan MK, yang memberhentikan Anwar Usman sebagai Ketua MK. Anwar Usman merupakan paman dari cawapresnya Prabowo.
"Keputusan MK sarat dengan nuansa nepotisme, ada hubungan paman dan keponakan. Membasmi nepotisme adalah salah satu tujuan dari reformasi. Reformasi dengan tumbal aktivis dari mahasiswa Unair yang dinyatakan hilang karena penculikan atau penghilangan paksa," ungkapnya.
Menurut Teguh, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, tidak seharusnya Khofifah memberikan dukungan kepada paslon Prabowo-Gibran yang maju dengan berbagai kontroversi.
"Kami mempertanyakan sikap dari Ibu Khofifah yang menjadi tim sukses paslon 02 selaku Ketua IKA UA. Apakah tagline Excellent with Morality tidak berlaku bagi Ketua IKA UA? Agar tidak bertentangan dengan nurani Ibu Khofifah, kami minta ibu untuk mengundurkan diri sebagai Ketua IKA UA," lanjutnya.
Teguh menegaskan, JAKA merupakan komunitas alumni Unair tetap konsisten dalam perjuangannya, untuk tidak memilih calon presiden dan berpotensi melanggar HAM berat sejak 2019.
"Kami mengajak kepada seluruh civitas akademisi Unair untuk menolak dengan tidak memilih pasangan calon yang potensi pelanggaran HAM dan produk MK yang melanggar etik dan nepotisme," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi menyatakan gabung TKN Prabowo-Gibran, 10 Januari lalu.
Advertisement