KSOP Tanjungwangi Dirikan Posko untuk KRI Nanggala-402
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi, Banyuwangi mendirikan posko Pengendalian dalam rangka membantu pencarian hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 pada Rabu, 21 April 2021 lalu.
Kepala KSOP Tanjungwangi, Banyuwangi Letkol Marinir Benyamin Ginting mengatakan dengan situasi dan kondisi saat ini banyak kapal seperti kapal kargo, kapal perintis, kapal ikan dan KRI yang beraktivitas di sekitar Pelabuhan Tanjungwangi. Dengan banyaknya kapal ini, menurutnya perlu pengendalian lebih ketat dan lebih terarah.
"Sehingga, kita merasa perlu membuat satu posko untuk mengendalikan semua kegiatan ini," jelasnya.
Sehingga kapal yang prioritas sandar bisa terakomodir untuk segera disandarkan. Sementara kapal yang belum sangat prioritas bisa digeser dulu. Dia menegaskan semuanya perlu dikendalikan dengan baik termasuk pengawasan keamanannya, proses pengisian BBM juga harus diawasi.
"Kondisi begini semua memang meningkatkan pengawasan. Tujuannya supaya nanti operasional pelabuhan ini termasuk penggunaan dermaga, termasuk safetynya, termasuk kegiatan orang-orang didalam, dikendalikan," tegasnya.
Posko pengendali itu akan melibatkan semua stakeholder terkait seperti, Syahbandar, Kepolisian, Lanal Banyuwangi, hingga Pelindo. Stakeholder ini yang mengendalikan semuanya sesuai dengan fungsi masing-masing.
"Cuma bersinergi bersama-sama melakukan pengawasan. Namanya Posko Pengendal Pelabuhan Tanjungwangi," tegasnya lagi.
Dia menambahkan, pihaknya juga sudah menyiapkam dermaga khusus kapal-kapal asing yang membantu proses pencarian kapal selam. Kapal-kapal asing ini juga menjadi prioritas untuk mendapatkan dermaga tempat bersandar.
"Kalau memang ada kapal yang datang mendadak kemudian minta sandar, terutama kapal asing kita sudah berikan dermaga yang ujung, dermaga internasional," ujarnya.
Dia menambahkan, Pelabuhan Tanjungwangi merupakan pelabuhan terdekat dari lokasi yang diperkirakan tempat hilangnya kapal selam. Sehingga jika ada kapal yang akan melakukan bekal ulang atau kegiatan lainnya pasti akan berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi.
"Makanya kita harus siap-siap mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan itu," jelasnya.
Bahkan rencananya jika diperlukan akses masuk ke Pelabuhan Tanjungwangi juga akan dibatasi. Karena dengan banyaknya aktivitas KRI, pelabuhan harus lebih steril.
"Mungkin akan dibatasi juga. Kalau sudah tidak ada kapal barang bahkan mungkin akses masuk juga ditutup, tinggal beberapa saja yang dibuka untuk memudahkan kontrol," pungkasnya.