Wapres Dukung Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen
Transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bergejala berat dan kritis.
Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian pada pasien Covid-19. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dan rasa solidaritas yang tinggi masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut.
"Dalam kondisi seperti sekarang ini, solidaritas yang tinggi sangat diperlukan di masyarakat. Khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu, saya mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu dan tolong menolong sesama sesuai dengan kemampuan kita masing-masing,” kata Wakil presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen melalui konferensi video di kediaman Wapres, Jakarta Pusat, Senin 18 Januari 2020.
Menurut Wapres transfusi plasma konvalesen merupakan metode yang dilakukan dengan mendonorkan antibodi SARS-Cov-2 yang terbentuk secara alami dalam tubuh para penyintas Covid-19.
"Terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 sudah dilakukan di Tiongkok, Argentina dan Amerika Serikat. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Agustus 2020 juga sudah mengizinkan penggunaan plasma konvalesen sebagai salah satu terapi bagi penderita Covid-19. Hasil penelitian maupun praktik penggunaan plasma konvalesen di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan Kementerian Kesehatan, serta beberapa Rumah Sakit utama di Jakarta, Yogyakarta dan Malang juga menunjukkan efikasi yang tinggi, yaitu antara 60-90 persen" ujar Wapres.
Selain itu, Wapres menyampaikan, perlunya strategi yang tepat dalam pelaksanaan donor plasma konvalesen melalui dukungan sistem data yang terintegrasi antara Rumah Sakit dan PMI untuk mengetahui data penyintas Covid-19 atau potensi calon donor, serta penambahan peralatan/mesin apheresis untuk pengolahan darah di Unit Donor Darah (UDD) yang menerima pelayanan donor plasma konvalesen.
"Hal ini sebagai wujud peduli kemanusiaan dalam membantu menyelamatkan nyawa manusia sehingga diharapkan mampu menekan angka kematian akibat Covid-19," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wapres menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atas terselenggaranya acara ini, serta apresiasi kepada PMI dan UDD PMI di daerah yang telah berperan aktif mendukung pelaksanaan layanan donor plasma konvalesen.
"Saya juga mengimbau kepada pihak-pihak terkait untuk mendukung pelaksanaan donor plasma konvalesen. Kepada para Gubernur, Bupati dan Walikota untuk ikut berperan aktif dalam sosialisasi kepada kabupaten/kota dan Kepada Direktur Rumah Sakit, Organisasi Profesi, dan Mitra Pemerintah lainnya, untuk ikut memberikan informasi, pemahaman, dan edukasi yang baik kepada pasien yang akan sembuh sehingga tergerak untuk memberikan donor plasma konvalesen," kata Wapres.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melaporkan bahwa inisiasi gerakan ini bersama dengan PMI perlunya memfasilitasi para penyintas Covid-19 agar dengan sukarela mendonorkan plasma konvalesen.
"Peran serta masyarakat itu khususnya daripada penyintas Covid-19 agar bersedia dan tergerak hatinya untuk mendonorakan plasmanya bagi kesembuhan pasien Covid-19. Kesediaan itu merupakan rasa syukur atas kesembuhannya yang telah dapat lepas dari ancaman Covid-19. Bila donor meningkat, diharapkan dapat mengurangi waktu rawat dan kepadatan pasien Covid- 19 dengan gejala sedang sampai dengan berat di rumah sakit, serta dapat mengurangi resiko kematian," ujar Wapres.
Sementara, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke -12 selaku Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menyampaikan, PMI menyambut gembira atas Pencanangan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen ini dan siap untuk melayani para pendonor plasma di berbagai daerah.
"Setiap hari dari seluruh Indonesia minta kurang lebih 200, yang kita bisa penuhi hanya 40 sampai 50 perhari, karena itulah dibutuhkan pendonor 5 kali lipat, baru kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. PMI siap di 31 UDD PMI dan mempunyai peralatan untuk mengelola plasma ini. Kita mempunyai 60 alat tersebar di seluruh Inonesia," ujar Menko PMK.
Advertisement