Dugaan Selewengkan Dana Vaksin, Presiden Brasil Dituntut Mundur
Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Brasil, tepatnya di São Paulo pada Sabtu 3 Juli 2021. Mereka menuntut pemakzulan Presiden Jair Bolsonaro. Selain itu, tuntutan dalam aksi itu, soal pemberian vaksin lebih banyak untuk memerangi pandemi virus corona, saat negara itu menghadapi wabah paling mematikan kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Pada hari Jumat 2 Juli 2021, Hakim Agung Rosa Weber mengizinkan pembukaan penyelidikan terhadap Bolsonaro atas dugaan penyimpangan dalam pengadaan vaksin yang dikembangkan di India.
Protes awalnya dijadwalkan pada 24 Juli, tetapi dimajukan setelah bukti penyimpangan terkait dengan kesepakatan vaksin itu dipresentasikan di hadapan Komite Senat yang menyelidiki penanganan pandemi oleh pemerintah federal.
Bentangkan Spanduk Protes
Krisis COVID-19 Brasil telah diperparah oleh peluncuran vaksin yang lambat.
"Itu bukan penyangkalan, itu korupsi," kata spanduk yang dipegang oleh Marilda Barroso, 71 tahun, di Rio de Janeiro.
Pukul 2 siang waktu setempat, protes telah menarik ribuan orang di setidaknya 13 ibu kota negara bagian, menurut laporan media setempat. Demonstrasi dijadwalkan berlangsung di 315 kota Brasil dan di 15 negara, media lokal melaporkan mengutip penyelenggara aksi.
Lebih banyak protes dijadwalkan berlangsung pada sore hari, termasuk di kota terbesar Brasil, São Paulo.
Kondi Saat Pandemi
Kementerian Kesehatan Brasil mencatat 1.122 anak di bawah usia 10 tahun meninggal karena Covid-19. Anak-anak itu meninggal karena berbagai penyakit pernapasan akut, seperti kasus flu berat.
Namun, para peneliti dari organisasi kesehatan global Vital Strategies menduga jumlah sebenarnya lebih dari itu karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Organisasi itu menduga angka kematian sebenarnya mendekati angka 3.000. Hal itu diketahui setelah membandingkan jumlah kematian anak akibat penyakit tersebut pada 2018 dan 2019 dengan jumlah kematian sejak awal pandemi.
"Apa yang kita lihat di Brasil jumlah anak-anak yang meninggal karena Covid yang ditetapkan sebagai penyebab kematian lebih tinggi daripada di negara lain di dunia, 10 kali lebih tinggi," kata epidemiologi Vital Strategies Ana Luiza Bierrenbach kepada CNN.
Di Amerika Serikat, negara dengan kasus dan kematian akibat virus corona tertinggi di dunia, jauh lebih sedikit anak-anak yang meninggal karena Covid-19. Menurut data CDC, 382 anak di bawah usia 18 tahun di AS meninggal karena Covid-19.
Varian Virus Corona
Bierrenbach menambahkan, varian virus corona P.1 atau yang disebut Gamma, yang pertama kali diidentifikasi di Brasil, belum tentu menjadi penyebabnya.
"Anak-anak banyak meninggal di Brasil sejak varian aslinya terdeteksi, jadi bukan varian baru P.1 yang membuat anak-anak lebih banyak meninggal di sini daripada di negara lain," katanya.
Covid-19 selama ini memang memiliki dampak lebih parah pada orang tua. Bahkan jika semua 2.975 kematian anak di Brasil disebabkan oleh Covid-19 terkonfirmasi, jumlahnya masih yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa.
Hingga kini jumlah kematian corona di Brasil mencapai lebih dari 514.000 jiwa. Akan tetapi, para peneliti khawatir hal itu membuat para dokter lengah terhadap pasien muda.
"Sejujurnya, Covid-19 pada anak-anak diabaikan di awal pandemi," kata dokter anak Brasil Andre Laranjeira.
"Banyak dokter anak memiliki resistensi tertentu jika harus meminta tes Covid-19 untuk anak-anak, ketika mereka menunjukkan gejala saluran pernapasan yang khas, pilek, batuk, demam, hampir semua anak memiliki gejala tersebut sepanjang tahun ini, di musim gugur, dan beberapa dokter tidak mengujinya," kata dia.