Dugaan Bengawan Solo Tercemar, PDAM Bojonegoro Ekstra Pengolahan Air
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Buana Kabupaten Bojonegoro melakukan ekstra pengolahan air. Menyusul dugaan terjadinya pencemaran di Bengawan Solo dari hulu di sungai terpanjang di Pulau Jawa ini.
Menurut Direktur PDAM Bojonegoro Mohammad Khairul Anwar, pihaknya sudah antisipasi akan dugaan air di Sungai Bengawan Solo tercemar. Caranya, pengolahan air ekstra untuk pemakaian chemicalnya (bahan kimia) dan pemantauan produksi untuk menjadikan air yang didistribusikan kualitasnya sesuai standar Permenkes.
“Kita ekstra pengolahan airnya untuk pelanggan sesuai standar Permenkes,” ujarnya pada ngopibareng.id pada Selasa 28 Mei 2024.
Data di PDAM Bojonegoro menyebutkan, sebagian airnya bersumber dari Sungai Bengawan Solo dan sumber mata air di Grogolan, Desa Ngunut, Kecamatan Dander (sekitar 15 kilometer dari Kota Bojonegoro). Kemudian sumber air dari Waduk Gongseng, di Kecamatan Temayang.
Sedangkan untuk sumber air PDAM dari Bengawan Solo, yaitu di PDAM Kecamatan Padangan, PDAM Kecamatan Purwosari, PDAM Kalitidu di Ngringinrejo, PDAM Kecamatan Trucuk di Banjarsari dan PDAM di Kecamatan Kanor. “Itu untuk sumber air dari Bengawan Solo,” tandas Khairul.
Untuk pengolahan air di PDAM Kecamatan Bojonegoro lokasinya berada di kantor pusat PDAM di Jalan Rajekwesi Kota Bojonegoro. Di belakangnya terdapat tandon air ukuran besar, untuk pelanggan di Kecamatan Bojonegoro, sebagian Kapas Dander.
Sedangkan standar air berkualitas sebagaimana telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Di dalam peraturan dijelaskan bahwa setiap penyelenggaraan air minum wajib menjamin hasil produksinya aman bagi kesehatan.
Air minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan seperti: persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.
Seperti diketahui, dugaan pencemaran itu, sudah mulai dikeluhkan warga dalam dua-tiga pekan ini. Yaitu terlihat dari warna airnya yang berubah dari jernih, menjadi hijau dan kini berubah menjadi cokelat kehitam-hitaman.
Selain itu, munculnya ikan mabuk di permukaan air Sungai Bengawan Solo pada Minggu 26 Mei 2024. Ikan-ikan endemik Bengawan Solo, seperti bader/tawes, areng-areng, udang, nila, ditemukan mabuk dan jadi rebutan warga Sungai Bengawan Solo, dari Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, hingga di Bendung Gerak, Kecamatan Trucuk dan Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro.
Warga berebutan menangkap ikan dari Minggu pagi hingga malam hari di sepanjang Sungai Bengawan Solo. “Warga ramai-ramai ambil ikan mabuk di Bendung Gerak, pada Minggu malam,” tegas Imam, warga Kelurahan Ledok Kulon yang ikut cari ikan mabuk di Bengawan Solo pada ngopibareng.id, Selasa 28 Mei 2024.
Dia menyebut, warna air Sungai kini berubah menjadi cokelat dan tidak seperti biasanya, jernih kehijau-hijauan.