Dugaan 79 Kardus Amplop BSP Untuk Serangan Fajar Semakin Kuat
Dugaan barang bukti yang disita KPK dari tangan anggota DPR Bowo Sidik Pangarso untuk serangan fajar menjelang Pemilu 17 April 2019, semakin kuat.
KPK menemukan 'cap jempol' pada amplop di tiga kardus yang telah dibongkar penyidik KPK.
Kabiro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan dalam amplop tersebut tidak ada nomor urut, yang ada cap jempol di amplop.
Dari tiga kardus itu, Febri menyebut total uang yang telah dihitung sebesar Rp246 juta. "Di luar itu, masih ada 79 kardus dan 2 boks kontainer yang belum dibongkar KPK," katanya.
Namun, KPK minta agar proses hukum ini tidak dikaitkan dengan isu politik. Terlebih saat ini suasana politik sedang menghangat dalam suasana Pemilu 2019.
"Ada dugaan keterkaitan penggunaan amplop-amplop tersebut untuk serangan fajar, menjelang pemilu legislatif, khususnya pencalegan BSP (Bowo Sidik Pangarso) di Dapil II Jawa Tengah," kata Febri.
"Dan kami harap proses ini dilihat semua pihak secara independen sebagaimana proses hukum yang berlaku. Jadi, KPK meminta semua pihak untuk tidak mengait-ngaitkan KPK dengan isu politik praktis karena yang dilakukan adalah penegakan hukum," kata Febri ketika dikonfirmasi ngopibareng.id, Kamis 4 April 2019.
Dalam perkara ini, Bowo ditetapkan KPK sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti lewat orang kepercayaannya bernama Indung. Ketiga orang itu telah ditetapkan menjadi tersangka.
Bowo diduga menerima suap untuk membantu PT HTK kembali mendapat perjanjian penggunaan kapal-kapalnya untuk distribusi pupuk dari PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog). Bowo pun meminta imbalan sebesar USD 2 per metrik ton.
KPK menduga Bowo sudah menerima 7 kali suap dari Asty dengan total duit sekitar Rp1,6 miliar. Jumlah itu terdiri dari Rp89,4 juta yang diterima Bowo melalui Indung saat OTT dan 6 penerimaan sebelumnya yang disebut KPK sebesar Rp 221 juta dan USD 85.130.
Selain penerimaan uang dari Asty terkait distribusi pupuk itu, KPK menduga Bowo menerima gratifikasi dari pihak lain senilai Rp 6,5 miliar.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, mengingatkan KPK jangan sungkan sungkan untuk membongkar dugaan bahwa uang hasil korupsi untuk serangan serangan fajar.
"KPK jangan takut, bongkar kasus ini sampai terang benderang, jangan ditutup tutupi," kata Fahri. (asm)
Advertisement