Duduklah Bersama Ulama, Perubahan adalah Hukum Semesta
Zaman yang serba sulit ditemukan orang-orang bijaksana, ulama yang bisa memikirkan kemanusiaan secara murni. Menyeimbangkan kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Itulah figur-figur ulama yang diperlukan saat ini.
Era yang perlu mendapat perhatian dan renungan agar anak-anak negeri mampu keluar dari krisis: krisis ekonomi, krisis moral dan krisis multidimensional saat ini.
KH Husein Muhammad, ulama pesantren yang konsen terhadap masalah keserasian jender dan pemberdayaan perempuan, mempunyai renungan yang cukup bisa diperhatikan kita bersama.
Duduklah Bersama Ulama Bijakbestari
Tadi siang aku hadir menyampaikan pokok-pokok pikiran dalam forum Workshop dalam rangka Peringatan HSN bertema "Peran Santri dalam Pengembangan Literasi Islam dan Peradaban Bangsa", di Pesantren Darussalam, Subang. Diselenggarakan oleh Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman, MUI Pusat, 29 Oktober 2023.
Sesudah bicara ke sana kemari, sambil mengutip puisi-puisi indah, dan dialog, aku menyampsikan Closing Statemen :
جالس العلماء والحكماء يكمل عقلك، وتشرف نفسك، وينتف عنك جهلك .
Bergabunglah bersama para ulama sejati dan para bijakbestari. Akalmu akan makin cerdas. Dirimu akan makin mulia dan kebodohanmu akan berkurang.
والجلوس إليهم بركة، والنظر إليهم نور
Duduk bersama mereka membawa berkah (kebaikan). Memandang mereka memeroreh cahaya pengetahuan.
مجالسة الحكماء حياة العقول وشفاء النفوس
Duduk bersama para bijakbestari menghidupkan akal dan mengobati luka jiwa.
Ceria dan Cemberut
Hari ini sesudah "pengumuman" atau "deklarasi", calon pemimpin, bumi manusia Indonesia terbelah. Sebagian orang bergembira, ceria dan bersyukur, karena harapannya terpenuhi. Sebagian yang lain kecewa, galau dan berduka, atau bahkan marah, karena harapannya tak terkabulkan atau merasa dikhianati. Sebagian lagi bingung. Dan sebagian lagi putus asa. Nah begitulah kehidupan manusia. Betapa beragamnya pikiran dan harapan manusia.
Saat di Pesantren aku mendengarkan puisi :
ما كل ما يتمنى المرء يدركه.
تجرى الرياح بما لا تشتهى السفن
"Tidak semua yang diharapkan seseorang tercapai, karena angin berembus ke arah yang tak dikehendaki perahu".
Aku ingin mencintaimu setiap waktu
Omar al-Khayyam (w. 1131 M), filsuf, penyair dan ilmuwan dari Nishapur, Persia dalam kumpulan puisinya yang sangat terkenal "Ruba'iyyat", mengatakan :
أولى بهذا القلبِ أن يخفِقَ ..
وفي ضِرامِ الحُبِّ أن يُحرَقَ
ما أضيَعَ اليومَ الذي مَرَّ بي ..
من غيرِ أن أهوى وأن أعشقَ
O, alangkah indahnya,
bila jantung ini terus terperangkap
dan berdebar-debar
dalam kobaran api cinta
yang tak padam-padam
Tak kan ku biarkan
Hari-hari melewatiku
Tanpa mencinta
dan rindu yang menusuk-nusuk relung
(Omar al-Khayyam)
Hukum Semesta yang Berubah
Aku antara lain menyampaikan. Perubahan adalah hukum semesta. Berhenti akan ditinggalkan. Lalu aku mengutip Syeikh Yusuf al Qaradhawi yang mengatakan :
اِنَّ الوَسَآئِلَ قَدْ تَتَغَيَّر فى عَصْرٍ مِنَ العُصُور ومِنْ بِيئَةٍ الَى أُخْرَى بَل هِى لا ُبدَّ مُتَغَيِّرَة . فَإِذَا نَصَّ الحَدِيثُ عَلَى شَيْئٍ مِنْهَا فَإِنَّمَا هِىَ لِبَيَانِ الوَاقِعِ لَا لِيُقَيِّدُنَا بِهَا وَيُجْمِدُنَا عِنْدَهَا ". بَلْ لَوْنَصَّ القُرْآنُ نَفْسُه عَلى وَسِيلَةٍ مُنَاسِبَةٍ لِمَكَانٍ مُعَيَّنٍ وزَمَانٍ مُعَيَّنٍ فَلَا يَعْنِى ذَلِكَ اَنْ نَقِفَ عِنْدَهَا وَلَا اَنْ نُفَكِّرَ فى غَيْرِهَا مِنَ الوَسَائِلِ الْمُتَطَوّرَة بِتَطَوُّرِ الزَّمَانِ والْمَكَانِ. (يوسف القرضاوى , كيف نتعامل مع السنة النبوية, ص 160(
"Sarana dan cara bisa berubah/berkembang dari masa ke masa, dan dari satu lingkungan sosial ke lingkungan sosial yang lain. Bahkan seharusnya berubah-ubah. Bila ada teks hadits yang menunjuk pada hal tertentu, maka ia sesungguhnya memotret realitasnya, bukan untuk mengikatkan diri kepadanya dan tidak pula untuk membuat kita terpaku padanya. Bahkan jika sebuah teks Al Quran menyebutkan sebuah cara atau mekanisme tertentu, di tempat tertentu atau waktu tertentu, maka kita tidak harus terpaku seperti itu atau tidak perlu memikirkan untuk mencari cara yang lain.”(Kaifa Nata'mal ma'a al Sunnah al Nabawiyyah, 160).
Akhirnya saya ingin selalu menyampaikan kata-kata seorang sufi besar, seorang darwish yang misterius, guru besar Maulana Jalaluddin al-Rumi, Syamsi Tabrizi. Ia memberikan saran penting kepada kita semua:
ليس من المتأخر مطلقًا أن تسأل نفسك، هل أنا مستعد لتغيير الحياة التي أحياها؟ هل أنا مستعد لتغيير نفسي من الداخل؟ وحتى ولو كان قد تبقى من حياتك يوم واحد يشبه اليوم الذي سبقه، ففي كل لحظة ومع كل نفس جديد، يجب على المرء أن يتجدد ويتجدد ثانية. ولا توجد إلا وسيلة واحدة حتى يولد المرء في حياة جديدة وهي أن يموت قبل الموت
"Sama sekali, tak ada kata terlambat untuk bertanya pada diri, “Apakah aku siap untuk mengubah hidup yang aku jalani saat ini? Apakah aku siap untuk mengubah diriku?”, bahkan meski hidupmu hanya tinggal satu hari. Pada setiap detik dan setiap embusan nafas, seseorang hendaknya memperbarui dan memperbarui lagi. Hanya ada satu cara untuk lahir ke sebuah kehidupan baru: mati sebelum kematian".
Demikian catatan KH Husein Muhammad. Semoga bermanfaat. (24.10.23/HM)
Advertisement