Ducati Tak Menutup Pintu Bagi Marc Marquez
General Manager Ducati Gigi Dall'Igna membiarkan pintu terbuka bagi Marc Marquez, terutama di tengah minat Honda terhadap Francesco Bagnaia.
Musim ini, tim pabrikan Ducati memasangkan juara bertahan Francesco Bagnaia dengan rekan satu tim baru Enea Bastianini. Sementara Alex Marquez pindah ke Gresini Racing setelah tiga tahun di Honda.
Sang kakak, Marc Marquez, tetap di Repsol Honda. Juara dunia enam kali itu berharap motor sub-par 2022 dapat berubah menjadi motor yang memberinya peluang untuk memenangkan gelar MotoGP ketujuh.
Ditanya apakah dia masih berminat kepada Marquez, Dall'Igna mengatakan secara diplomatis menjawab, bahwa dalam hidup apa pun bisa terjadi.
"Mungkin Pecco akan pergi. Kami tahu bahwa kami memiliki kontrak dua tahun, kami tahu bahwa hubungan kami selalu luar biasa,” ujar Dall’Igna dikutip dari Marca via Crash.
“Bahkan di saat-saat sulit satu sama lain, kami tahu bagaimana saling membantu dan menemukan solusi. Itu sebabnya saya pikir itu akan sulit.”
“Tapi, dalam hidup kamu tidak pernah tahu. Sama halnya dengan Honda. Jika mereka menawar (Bagnaia) angka yang bagi kami tidak terjangkau, apa yang harus saya lakukan?”
Terlepas dari itu, kepindahan Alex ke tim satelit Ducati bisa jadi bagian penting dari upaya untuk mendapatkan Marquez. Maklum, hubungan darah keduanya bisa membuat Ducati bisa menjadikan Alex sebagai penghubung.
Seperti diketahui, Marquez melewatkan enam balapan pada 2022 untuk menjalani operasi lengan keempatnya. Di saat yang sama, Honda mencatatkan balapan MotoGP pertama mereka dalam 40 tahun tanpa mencetak satu poin pun.
Namun kembalinya Marquez ke lintasan memberi secercah harapan bahwa Honda akan kembali kompetitif di musim 2023. Sebagai bukti, Marquez sempat meraih pole dan naik podium.
“Marc Marquez selalu menakutkan,” kata Dall'Igna.
“Bagaimana saya bisa mengatakan bahwa Marc Marquez tidak menakutkan?”
“Marquez telah terbukti menjadi seseorang yang memiliki determinasi, kekuatan, gaya mengemudi yang membuat Anda takut. Seseorang yang tidak takut dengan Marc Marquez adalah orang gila.”
"Bukannya saya mengatakan bahwa Marc tidak membuat kami takut, tetapi saya mengatakan bahwa kami memiliki seorang pembalap (Bagnaia) yang, jika dia menghilangkan [kesalahan], dapat membuat perbedaan seperti yang dilakukan Marquez.”
Benar saja, Bagnaia berhasil membalikkan defisit 91 poin menjadi keunggulan 17 poin atas Fabio Quartararo saat menjuarai MotoGP 2022 lalu. Ini menjadi rekor sepanjang masa. Dengan gelar itu, Bagnaia menjadi juara pertama Ducati sejak 2007 dan orang Italia pertama sejak 2009.
Namun, Dall’Igna sekali lagi menegaskan bahwa masa depannya tidak pernah dijamin. Karena ia tak tahu apa yang terjadi di kemudian hari.
“Tidak, tidak begitu jelas. Ketika seseorang berinvestasi pada kaum muda, tidak pernah jelas karena dengan kaum muda Anda tahu bahwa mereka bagus, bahwa mereka memiliki bakat, tetapi apa pun bisa terjadi. Selain itu, MotoGP adalah kategori yang sangat sulit, sangat rumit.
Bagnaia Pilihan Tepat
Kendati begitu, Dall/’Igna mengatakan bahwa dengan Pecco, Ducati membuat pilihan yang tepat. Ia memilih Pecco karena jebolan akademi VR46 itu menjalani dua tahun di Moto3 dengan motor yang tidak kompetitif dan memenangkan balapan.
“Saya menyukai para pebalap yang tidak mengeluh, yang selalu berusaha membawa pulang hasil terlepas dari apakah mereka memiliki motor terbaik atau terburuk.
"Bagi saya, itulah salah satu karakteristik yang harus dimiliki seorang juara, yang juga saya lihat pada Jorge Lorenzo dan pembalap lain yang kemudian meninggalkan jejaknya. Saya selalu mengatakannya, saat itulah saya tahu Pecco bisa melakukan hal-hal hebat.”
“Saya mengatakan bahwa Pecco adalah seseorang yang benar-benar dapat membuat sejarah, karena pikirkan saja bagaimana kejuaraan 2022 berjalan. Dia melakukan dua atau tiga kesalahan dan bisa memenangkannya dengan baik sebelumnya.”
“Itulah mengapa saya mengatakan bahwa Pecco tidak jauh, hanya butuh menyempurnakan hal kecil di sana-sini untuk menjadi (juara) karena dia dapat membuat perbedaan dengan cara yang luar biasa.”