Dubes RI Promosi Harmoni Dalam Keragaman Karya Seni Indonesia di Tokyo Fuji Art Museum
Kedutaan Besar RI di Jepang menggelar seminar bertemakan Indonesia’s Culture and Charm pada Sabtu 3 Agustus 2024 di Tokyo Fuji Art Museum, Hachioji, Tokyo. Acara ini dibuka oleh Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi.
“Hubungan diplomatik Indonesia – Jepang khususnya antarmasyarakat kedua negara saya yakini dapat lebih ditingkatkan melalui pengenalan budaya masing-masing dan kolaborasi di masa mendatang,” tegas Dubes Heri seperti dikutip rilisnya, Minggu, 4 Juli 2024.
Seminar ini menjadi bagian rangkaian side event dari pameran lukisan dan patung koleksi KBRI Tokyo yang digelar dari tanggal 6 Juli hingga 29 September 2024, bertajuk Harmony in Diversity: Pathway to Cultural Exchange with the World.
Dubes Heri Akhmadi didampingi Ibu Nuning Akhmadi mengapresiasi dukungan penuh dari Tokyo Fuji Art Museum dalam penyelenggaraan kegiatan yang menampilkan lukisan dan patung karya para maestro seni Indonesia diantaranya Affandi.
“Kami merasa terhormat atas dukungan dan kolaborasi Tokyo Fuji Art Museum dalam menghadirkan karya seni Indonesia kepada masyarakat Jepang. Pameran yang bertajuk Harmoni dalam Keberagaman ini terinspirasi dari slogan Bhinneka Tunggal Ika yang menyatukan bangsa Indonesia dalam keberagaman suku bangsa, bahasa, kepercayaan, dan lain-lain,” ujar Dubes Heri yang juga didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Amzul Rifin dan Diplomat Muda Lodya Habsanthiara Mone.
Dubes Heri berharap penyelenggaraan kegiatan ini dapat menambah keinginan warga Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, dan menikmati serta merasakan langsung keindahan ragam seni budaya Indonesia.
Seminar Indonesia’s Culture and Charm dibuka dengan Tari Paduppa dari Sulawesi Selatan dan menghadirkan tiga pembicara yaitu Ketua The Indonesian Heritage Trust and The Shouteast Asian Culture Heritage Alliance Dr. Catrini Pratihari Kubontubuh, Associate Professor Fakultas Ilmu Sosial Universitas Waseda Riela Provi Drianda, Phd., dan Kurator/Dosen Fakultas Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Dr. Mikke Susanto.
Dalam paparannya Catrini Pratihari menjelaskan Harmony of Culture Diversity atau keselarasan dari budaya yang beragam untuk mengajak masyarakat memahami keragaman bukan sebagai perbedaan tapi sebagai kekayaan dan kekuatan. Harmoni tidak hanya antara manusia dengan Sang Pencipta tetapi juga antarmanusia dan manusia dengan semesta alam.
Sementara itu Riela Provi Drianda menekankan pentingnya menjaga aset budaya otentik yang menyimpan memori kolektif. Hal ini ditujukan untuk mendorong calon wisatawan melakukan wisata pengenalan budaya, nostalgia maupun pencarian identitas nenek moyangnya.
Mikke Susanto kepada peserta seminar memaparkan perjalanan Affandi, maestro Pelukis Indonesia beraliran ekspresionisme yang dalam karirnya juga memiliki kedekatan dengan budaya Jepang.
Pada kesempatan ini Dubes Heri menyerahkan cenderamata berupa keris Jawa kepada Senior Director Tokyo Fuji Art Museum Kaneko Akira.
Selain lukisan karya Affandi, dipamerkan pula lukisan klasik Kamasan tentang Ramayana dari Bali, lukisan kaca cerita Panji dari Cirebon, dan lukisan keindahan alam Indonesia dari Mahjuddin pelukis istana tahun 1940an. Karya seni lain yang dipamerkan adalah patung Bali Garuda dan Rama Sinta.
Selain pameran dan seminar, Harmony in Diversity: Pathway to Cultural Exchange with the World ini rencananya juga akan menggelar pementasan budaya seperti tari tradisional, permainan angklung dan peragaan busana wastra Indonesia.
Advertisement