Dubes Maftuh Lobi Tambahan Kuota Haji, Tahun Depan Jadi 250 Ribu
RIYADH – Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel tak menyia-nyiakan peluang diplomasi. Tampil sebagai narasumber dalam sebuah forum akademik bergengsi yang mengkaji tata kelola haji ini, Agus Maftuh pun menebar strategi. Ia melakukan diplomasi penambahan kuota 30 ribu lagi untuk tahun depan dengan desain pengaturan kapasitas Mina yang lebih baik lagi.
Dengan tambahan kuota ini, Maftuh berharap tahun depan jumlah kuota Indonesia bisa mencapai 250 ribu jamaah untuk memepercepat dan memperpendek antrian. Dalam forum seminar tersebut, Dubes Maftuh Abegebriel juga memaparkan tentang antrian haji di Indonesia yang sampai 20 tahun.
Seminar Internasional yang diadakan oleh Forum Jurnalis “SIHAFIYYUN” Arab Saudi ini bertemakan “al Mamlakah, Masirah Tarikh fi Khidmah dhuyuf ar-Rahman” (Kerajaan Arab Saudi, Perjalanan dan Sejarah dalam melayani Para Tamu Allah). Seminar digelar di Gedung Riyadh Chamber Of Commerce, Riyadh Arab Saudi, (30/7). Selain Dubes Maftuh, tampil sebagai narasumber dalam forum tahunan ini, Dr. Nabil Haidar dari Inggris dan Peneliti Haji Dr. Aiman Bana dari Saudi.
Dalam seminar yang dihadiri oleh Pangeran Faisal bin Sultan Al Saud, Para Duta Besar, akademisi, peneliti haji dan para jurnalis, Dubes Maftuh juga memberikan apresiasi kepada Kerajaan Arab Saudi. Apresiasi atas pemberian kemudahan-kemudahan kepada jamaah haji Indonesia dan juga fasilitas dan sambutan yang luar biasa yang sebelumnya tidak pernah ada.
Lebih lanjut soal penambahan kuota, Dubes Maftuh mengatakan, selama ini penambahan kuota tidak dibarengi dengan kapasitas di Mina yang memang sudah over load. Maka, Dubes Maftuh mengakukan beberapa desain untuk solusi kepadatan Mina yang saat ini hanya rasio 0,9 meter persegi per jamaah. “Solusi tersebut yaitu Pertama, pembangunan kemah bertingkat di Mina. Kedua, pemanfaatan hotel-hotel yang berdekatan dengan Mina dan ketiga, penyediaan perkemahan di luar Mina dengan akses jalan yang bisa keluar masuk Mina secara lancar,” papar Dubes Agus Maftuh.
High Royal Highness Pangeran Faisal bin Sultan Al Saud yang berbicara dalam forum tersebut juga memberikan apresiasi kepada Indonesia. Pangeran Faisal menilai Indonesia sangat intensif melakukan kordinasi dengan pihak kerajaan Arab Saudi. Sehingga jamaah haji Indonesia, meski dengan jumlah terbesar dikenal sebagi jamaah paling disiplin dan patuh terhadap aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Kerajaan Saudi.
Pangeran Faisal juga menegaskan bahwa Kerajaan Arab Saudi sangat serius dalam memberikan pelayanan kepada seluruh jamaah haji dan menyiapkan berbagai infrastruktur untuk kenyamanan para tamu-tamu Allah. Yang dalam hal ini, Indonesialah yang terbesar. Pangeran progresif ini juga berharap Indonesia bisa berbagi pengalaman dalam manajerial dan tatakelola haji kepada negara-negara lain.
Peserta lain yang memberikan apresiasi terhadap Indonesia adalah Aktivis Perempuan yang juga Project Manager Kementerian Kesehatan Saudi, Nuwayer Al-Shalawiy. Nuwayer memberikan testimoni bahwa jamaah haji Indonesia sangat dikenal dalam aspek kebersihan dan menjaga kesehatan ketika berada di Masyair Muqaddasah (Mekkah, Madinah, Arafah dan Mina). MOU kesehatan yang ditandatangani ketika kunjungan Raja sangat menginspirasi dan perlu penguatan lebih lanjut.
Dalam forum tersebut Dubes RI, Maftuh Abegebriel juga membagikan lencana SAUNESIA (Saudi-Indonesia) kepada para peserta. Dubes Maftuh memasangkan pin di jubah Pangeran Faisal bin Sultan Al Saud sebagai bentuk apresiasi Indonesia terhadap hubungan bilateral yang berada dalam masa keemasan ini.
Yang tampak berbeda dari seminar ini adalah banyaknya aktivis perempuan Saudi yang hadir. Mereka berbaur di dalam ruangan Gedung Riyadh Chamber Of Commerce, Riyadh. Ini merupakan sesuatu yang baru, ada laki-laki dan perempuan berada dalam satu forum. (Erwan Widyarto)