Dualisme Kepemimpinan, Anggota GMNI Dikeroyok Sesama Kader
Sedikitnya 4 kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya menjadi korban pengeroyokan oleh oknum yang mengaku berasal dari organisasi yang serupa di Wisma Marinda, Jalan Semolowaru Indah, Jumat, 21 Agustus 2020.
Belum diketahui motif penganiayaan tersebut. Kasus pengeroyokan ini sedang ditangani jajaran Polsek Sukolilo, Minggu 23 Agustus 2020.
Informasi Ngopibareng.id, kasus pengeroyokan yang menimpa empat aktivis GMNI ini terjadi pada Jumat, 21 Agustus 2020 sekira pukul 03.00 WIB dinihari.
Korban sebelum dikeroyok dan dianiaya beberapa pemuda sepantarannya itu terlebih dahulu diintimidasi. Mereka dikeroyok usai mengikuti acara tasyakuran HUT ke-75 RI di Sekretarian GMNI.
Ketua DPC GMNI Kota Surabaya, Refi Achmad Zuhair membenarkan kejadian yang menimpa anggotanya tersebut. Dugaan Refi, pelaku pengeroyokan itu dari kalangan anggota atau internalnya sendiri sesama organisasi.
"Setelah acara tasyakuran hari kemerdekaan, kader semua kemudian pulang. Sebagian masih ada yang di sekretariat untuk nongkrong. Tak lama puluhan massa datang meminta untuk diskusi terkait penggunaan sekretariat," kata Refi, Senin, 24 Agustus 2020.
Rombongan itu dipimpin oleh Ravi dan Yusril (yang mengaku sebagai sekjen GMNI Surabaya). Kurang lebih sekitar 40 - 50 orang datang ke wisma Marinda.
"Mereka sepertinya tak terima penggunaan sekretariat ini. Karena mereka mengklaim yang berhak menempati sekretariat ini. Tapi kami juga berhak dan ketua yang sah," kata Refi.
Mereka kemudian mengadakan dialog selama 2 jam. Dialog pun memanas setelah keduanya ngotot dan merasa berhak menempati sekretariat itu. Kelompok Ravi akhirnya melakukan pemukulan.
"Awalnya yang dipukul Elvi. Ia dipukul pakai helm. Kemudian, ada dua lagi bernama Frisca Setia Budi dan M Syahrul Fath Abdillah dipukul," katanya.
Menurut Refi, ia mengenal pelaku pengeroyokan itu. Mereka merupakan kader dari GMNI Surabaya juga. Namun sisanya tak mengenal. "Kami kenal mereka. Mereka juga GMNI Surabaya," katanya.
Kejadian tersebut sudah dilaporkan kepada pihak Polsek Sukolilo, guna dilakukan penyelidikan. Kanit Reskrim Sukolilo, Iptu Zainul Abidin saat dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut dan saat ini kasusnya sedang ditangani.
"Iya ini sudah ditangani, sementara ini masih disidik," ujar Iptu Zainul.