Dua Ulah Nasruddin: Sembunyi dari Pencuri, Menebak Isi Tangan
Nasruddin Hoja adalah figur legendaris di dunia kaum sufi. Dalam banyak pelajaran tentang tasawuf, sang tokoh selalu dihadirkan dengan logika yang konyol penuh kecerdasan.
Ada dua ulah Nasruddin Hoja yang ternyat cukup menyentak perhatian logika umum. Berikut humor sufi dimaksud:
1. Bersembunyi dari Pencuri
Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Nasruddin. Untung saja Nasruddin melihatnya. Karena takut, dengan cepat Nasruddin bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.
Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Nasruddin mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Nasruddin. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.
Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Nasruddin. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Nasruddin. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.
Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Nasruddin berada di dalam kotak itu. Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"
"Aku bersembunyi darimu," jawab Nasruddin.
"Kenapa?"
"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."
2. Ujian Menebak Isi Tangan
"Menurut pandangan umum, para Sufi itu gila," gumam Nasrudin.
"Menurut para orang bijak, mereka benar-benar penguasa dunia. Aku akan mengeceknya, supaya aku sendiri bisa yakin mana yang benar."
Kemudian ia melihat seseorang yang tinggi besar, mengenakan jubah seperti seorang Sufi Akldan.
"Sahabat," kata Nasrudin, "aku ingin membuat sebuah percobaan untuk menguji kekuatan jiwamu, dan juga kesehatan rohaniku."
"Boleh. Silakan mulai," kata sang Akldan.
Nasrudin membuat gerakan menyapu dengan tangannya, kemudian mengepalkan kedua tangannya. "Sekarang, apa yang ada ditanganku?"
"Seekor kuda, kereta dan sais," ujar sang Alsldan cepat.
"Itu sih bukan test," ujar Nasrudin marah, "Habis kamu sih tadi melihat aku mengambilnya."