Dua Tokoh Akhirnya Jadi Menlu, Ini Karomah Habib Sholeh Tanggul
Reputasi spiritual Habib Soleh Bin Muhsin Al Hamid atau Habib Soleh Tanggul, luar biasa. Begitu banyak kisah yang menunjukkan kualitasnya sebagai seorang manusia yang tekun di jalan Tuhan dan kelebihan-kelebihannya sebagai kekasih Allah. Banyak kisah terkait dengan hal itu. Dalam manakibnya, tercatat begitu banyak orang datang kepadanya.
Di antara kisah-kisah yang masyhur adalah kedatangan dua orang yang kelak menjadi Menteri Luar Negeri RI, yaitu Adam Malik dan Alwi Shihab. Keduanya datang ketika dilanda masalah.
Adam Malik datang ketika ia masih menjadi ketua Kantor Berita “Antara”. Ia memiliki masalah dengan menteri luar negeri Soebandrio yang dikenal berpaham komunisme. Pada saat itu, Habib Soleh berujar agar Adam Malik tidak perlu bersedih hati karena dialah yang bakal menggantikan Soebandrio kelak.
Begitu pula dengan Alwi Shihab. Dia datang dengan ayahnya ketika akan berangkat kuliah di Harvard University dan memiliki masalah. Ia disuruh Habib datang ke Adam Malik, yang waktu itu menjadi menteri luar negeri. Alwi Shihab merasa tidak pantas datang ke menteri luar negeri.
Habib Soleh pun mengatakan, Alwi Shihab tidak perlu bersedih hati karena dia nanti juga duduk di kursi yang sekarang diduduki Adam Malik. Apa yang dibicarakan Habib Soleh menuai bukti di kemudian hari. Adam Malik menjadi menteri luar negeri, bahkan sempat menjadi wakil presiden. Alwi Shihab pun menjadi menteri luar negeri pada masa pemerintahan presiden KH. Abdurrahman Wahid.
Selain itu, begitu banyak kalebihan batin dari Habib Soleh. Sebagaimana kisah terkait dengan KH. Ahmad Qusyairi, putera Mbah Sidik Jember dan mertua Mbah Hamid Pasuruan. KH. Ahmad Qusyairi adalah sahabat karib Habib Sholeh. Dulu, Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH. Ahmad Qusyairi di Tanggul. Setelah tanda-tanda kewalian Habib Sholeh mulai kelihatan, ganti KH. Ahmad Qusyairi yang mengaji kepada Habib Sholeh.
Menjelang wafat, KH. Ahmad Qusyairi yang tinggal di Pasuruan bersilaturrahmi ke kediaman Habib. Kala itu sambutan Habib begitu hangat, sampai KH Ahmad Qusyairi dipeluknya erat-erat. Sebuah sambutan yang tidak seperti biasanya. Bahkan, Habib Sholeh menyembelih seekor kambing, khusus menjamu sang karib. Di sela-sela bercengkrama, Habib Sholeh mengatakan bahwa sambutan itu terakhir kali yang dapat ia persembahkan. Ternyata hal itu adalah isyarat. Beberapa hari kemudian, KH. Ahmad Qusyairi wafat di kediamannya.
Di sisi lain, Habib Sholeh juga aktif dalam kegiatan-kegiatan lain, apalagi ia tidak hanya dikenal di Jember, tetapi di kalangan masyarakat Jawa Timur, bahkan Nasional. Beberapa kegiatan menunjukan bagaimana masyarakat memandang habib tersebut.
Habib Sholeh Tanggul tercatat sebagai pemberi spirit dengan meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam di Surabaya. Bahkan setelah rumah sakit berdiri, ia tercatat sebagai penasihat Rumah Sakit tersebut. Ia juga tercatat sebagai ketua takmir Masjid Jami’ Jember, yang dalam peletakan batu pertamanya, ia pun turut serta.
Habib Sholeh dikaruniai 6 putra-putri, yaitu Habib Abdullah, Habib Muhammad, Syarifah Nur, Syarifah Fatimah, Habib Ali, dan Syarifah Khadijah. Menjelang wafat Habib Sholeh berpesan pada anak-anak dan keluarganya, dengan sebuah wasiat, ”saya minta maaf, sebentar lagi saya akan pergi jauh. Yang rukun semuanya ya, kalau saya pergi jangan sampai ada permusuhan di antara kalian”. Tak lama kemudian, ia pun wafat, tepat pada hari Ahad, 9 Syawal 1396 H/ 1976 M pada usia 83 tahun. Jasadnya dimakamkan di samping Masjid Riyadhus Shalihin, Tanggul.
Sebagaimana seorang hamba yang dekat dengan Tuhan, ia tetap hidup meski jasadnya sudah berkalang tanah. Ibarat pepatah, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama, begitu pula dengan Habib Sholeh Tanggul. Meski sudah mati, namanya terus semerbak mewangi…
Dipetik dari catatan ringan Mashuri dari Siwalanpanji, Sidoarjo, 2019.