Idap Kanker, Aktor Sekaligus Produser Indonesia Eat Pray Love Tutup Usia
Tino Saroenggallo menghembuskan napas terakhirnya pada hari ini, Jumat 27 Juli 2018, pukul 09.10. Kabar ini disebarluaskan keluarga Tino melalui pesan berantai di aplikasi obrolan instan, WhatsApp.
“Innalillahi wa innailaihi roojiun. Allahummaghfirlahuu warhamhu wa'aafihii wa’fu ‘anhu. Telah meninggal dunia suami/bapak Tino Saroengallo, Jumat, 27 Juli 2018, pukul 09.10,” tulis pesan tersebut.
Berita duka itu dibenarkan oleh salah satu rekan Tino, Noorca Massardi. Pengamat film itu mengatakan, Tino sudah menderita sakit kanker kandung kemih sejak dua tahun lalu.
“Awalnya kanker kandung kemih sudah operasi di Singapura dan Jakarta sejak setahun lalu, tapi kanker terus menjalar ke seluruh tubuh,” ungkapnya.
Jenazah disemayamkan di rumah duka yang terletak di Bintaro, Tangerang Selatan. Tino dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Semasa hidupnya, Tino aktif bekerja sebagai aktor maupun berada di belakang layar dalam penggarapan sejumlah film. Pria kelahiran 10 Juli 1958 ini juga pernah menulis buku.
Sebagai aktor, Tino senang menyebut dirinya sebagai spesialis peran sekelebat karena kerap tampil sebagai pendukung, bahkan cameo. Beberapa yang pernah dibintanginya adalah Petualangan Sherina, Arisan, hingga yang terbaru Night Bus.
Sebagai produser, namanya juga banyak tercatut di sejumlah film-film besar Indonesia, bahkan luar negeri. Almarhum terlibat sebagai manajer produksi di Indonesia untuk film Black Hat yang dibintangi Chris Hemsworth dan Eat Pray Love yang dibintangi Julia Roberts. (yas)