Dua Sugiri di Ponorogo Penyokong Kemajuan Olahraga di Kota Reog
Di Ponorogo ada dua nama besar Sugiri Sancoko dan Sugiri Heru Sangoko. Dua Sugiri itu masing-masing menjabat Bupati Ponorogo dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ponorogo.
Dengan dua nama tersebut, tidak ada alasan prestasi olahraga Ponorogo tertinggal dari daerah lain, setidaknya di Jawa Timur.
Sebenarnya, antara Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko—dan Sugiri Heru Sangoko memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Heru sekampung halaman dengan Kang Bupati itu dikenal sebagai pengusaha sukses.
Kedua tokoh publik itu bertemu dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) KONI Ponorogo di ballroom Hotel Amaris, Kamis 29 Februari 2024. Kang Bupati berharap musorkab mendapatkan kemufakatan terbaik untuk prestasi olahraga Ponorogo.
‘’Menghasilkan kepengurusan dan program kerja bagus. Yang paling penting spirit untuk bersama-sama meningkatkan prestasi, suatu hari akan tiba saatnya olahraga Ponorogo luar biasa hebat,’’ kata Kang Bupati dikutip di laman ponorogo.go.id, Jumat 1 Maret 2024.
Menurut Kang Bupati, wajib ada inovasi dalam memajukan olahraga. Selain dukungan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), pendanaan juga perlu mendapat sokongan dari sektor bisnis melalui corporate social responsibility (CSR). Kang Bupati menyilahkan KONI memilih cabang olahraga (cabor) yang berhak mendapat prioritas pembinaan.
Terutama cabang olahraga yang selama ini mampu menyumbangkan medali dari ajang kompetisi tingkat provinsi atau nasional mulai kentara. ‘’Perbaiki kualitas, mulai pengurus sampai kompetisi lokal sebagai wadah penjaringan atlet,’’ tandasnya.
Sementara itu, Heru Sugiri Sangoko mengaku belum merasa puas atas raihan prestasi berbagai cabor yang ada. Padahal, dia berhitung dukungan anggaran setiap tahun selalu bertambah ke induk organisasi masing-masing cabor itu. Bukan berasal dari APBD saja, Heru juga rela merogoh dari saku pribadi sebagai bonus.
‘’Makanya introspeksi, mau saya rombak kepengurusan harian dalam tubuh KONI Ponorogo. Terutama dalam penjaringan atlet,’’ tegasnya.
Heru berharap program penjaringan disusul pembinaan atlet harus berjalan di setiap cabor. Pihaknya menyayangkan induk cabor yang memaksakan atlet tanpa kualifikasi mewakili Ponorogo ikut sejumlah turnamen.
‘’Jangan sampai hanya memenuhi formalitas dan bertujuan menghabiskan anggaran saja. Memangnya ikut kejuaraan itu rekreasi, pertanggung jawabannya itu kepada masyarakat,’’ tukasnya.