Dua Siswa MTs Pasuruan Raih Medali Emas Kontes Robotika Nasional
Dua pelajar MTsN 1 Pasuruan menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dia adalah Nakhwah Salsabela, siswi kelas VII E dan Muchammad Rendi Risqiawan, siswa kelas VIII F sukses menjadi Juara I Kompetisi Robotik Madrasah 2019 bertemakan Robots Save The Earth, di Grand City Mall Surabaya 16-17 November 2019 lalu.
Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI itu, keduanya berhasil membuat decak kagum juri melalui karya "Robot Penyiram Tanaman Otomatis".
Kepada wartawan Rendi mengungkapkan, ide awal membuat robot penyiram tanaman otomatis tiba-tiba muncul, setelah melihat area persawahan di sekitar tempat tinggal pamannya di wilayah Kecamatan Grati.
Kondisi tersebut langsung menginspirasinya untuk mengembangkan alat serba guna. Mereka merancang alat penyiram tanaman otomatis menggunakan solar cell berbasis arduino. Padahal, banyak peserta lain, yang membuat keduanya sempat pesimis memenangi lomba kategori MTs Rancang Bangun Mesin Otomatis Presentation.
"Pas lihat sawahnya kering, akhirnya terpikir untuk buat robot penyiram tanaman. Alhamdulillah, setelah jadi hasilnya benar-benar gak nyangka. Karena pesaingnya bagus-bagus, tapi ternyata kami menang," kata Rendi, Kamis, 21 November 2019.
Sebelum terbentuk robot, Rendi dengan dibantu Khoirul Anam selaku guru pembimbingnya, terus mengasah otak. Ternyata, tak mudah membuatnya. Beberapa kali percobaan selalu gagal. Mulai dari panel solar cell yang tak jalan hingga air untuk penyiraman gak sesuai yang diharapkan.
Mereka sempat mau menyerah. Namun, dukungan orang-orang sekitar, membangkitkan mereka. Hingga singkat cerita, alat penyiraman otomatis itu berhasil mereka buat. Lengkap dengan miniatur sawahnya.
Menurut Nakhwah, cara kerja alat tersebut ditentukan dengan dua tombol. Tombol satu, untuk menerima tenaga dari panel surya menuju baterai charger terus ke baterai Lipo. Kemudian dari komponen itu bisa memberikan tegangan kepada semua komponen.
Sedangkan tombol kedua, merupakan sistem untuk menghidupkan semua komponen mulai dari komponen penerima hingga mengeluarkan air secara otomatis.
"Di sini juga ada alat untuk merespon sensor kelembaban. Nilai kelembabannya bisa ditampilkan di web laptop atau smartphone. Begitu kelembaban di bawah 20 persen, maka sensor akan bekerja untuk melakukan penyiraman," katanya.
Sementara itu, Kepala MTs Negeri 1 Kabupaten Pasuruan, Bustanul Arifin menuturkan, prestasi tersebut jauh dari target. Pihak sekolah hanya menargetkan juara tiga. Kenyataannya, bisa menyabet medali emas. "Alhamdulillah, doa dan kerja keras kami membuahkan hasil," katanya.
Sebelum melaju tingkat nasional, pihak sekolah telah melakukan sejumlah persiapan. "Kami melakukan seleksi. Hingga akhirnya dua anak itu yang terpilih," katanya. (sumber: www.pasuruan.kab.go.id)