Dua Shihab Beda Sikap
Apa hubungan antara Habib Rizieq Shihab dan Prof Dr A. Quraish Shihab? Yang pasti keduanya sama-sama keturunan Arab. Keduanya juga sama-sama "bermarga" Shihab. Keduanya sama-sama punya tali hubungan darah dengan Nabi Muhammad. Karena itu, bisa sama-sama dipanggil Habib.
Mereka juga sama-sama tokoh ummat. Tapi semua orang tahu bahwa keduanya sangat berbeda dalam sikap. Terutama tentang dunia di sekitarnya. Mungkin juga tentang keberagamaan. Juga sangat berbeda dalam cara berdakwah. Bisa juga kedua tokoh ini berbeda dalam melihat bangsa dan negara kita.
Habib Rizieq menjadi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang belakangan kiprahnya banyak mewarnai media di Indonesia. Gelar doktornya diperoleh dari Universitas di Malaysia. Habib Quraish Shihab seorang guru besar lulusan Universitas Al Azhar Kairo yang kiprah keilmuannya sudah diakui dunia. Buku-bukunya mewarnai jagat pemikiran Islam Indonesia.
Habib Rizieq Shihab dikenal sebagai habib yang sangat "Arab". Setidaknya dilihat dari cara berpakaian. Ia tidak pernah terlihat tanpa sorban dan gamis putih saat tampil di depan umatnya. Selalu mengenakan pakaian khas Arab. Sedangkan Quraish Shihab, ahli tafsir Alqur'an tak pernah terlihat mengenakan pakaian Arab. Tidak pernah bergamis dan bersorban. Tidak pernah mengenalkan diri sebagai habib. Ia selalu tampil dengan sangat Indonesia: bercelana, berbatik, dan berpeci hitam.
Dalam bertutur, dua Shihab ini juga amat berbeda. Rizieq Shihab selalu suka berpidato berapi-api. Materinya sering menyinggung masalah politik. Kalau mengkritik tanpa tedeng aling-aling. Tidak jarang keluar kata-kata sarkas dan meremehkan. Ciri khasnya sering meneriakkan takbir. Quraish Shihab bertutur dengan kalem. Bicaranya lebih banyak tentang tafsir Alqu'an, kitab suci umat Islam. Pendekatannya akademis dan tidak pernah memperolok-olok orang. Kosa katanya tertata. Seperti orang yang berpuisi dalam setiap kalimat dan paparannya.
Dalam cara berdakwah, Rizieq Shihab suka dengan pengerahan massa. Sering menyalurkan aspirasi politik dengan cara berdemo di jalanan. Memberi komando massanya lewat panggung berjalan. Tanpa sungkan meneriakkan kata revolusi ketika merasa hal itu dibutuhkan.
Soal agama Rizieq suka menggunakan pendekatan amar ma'ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran). Tak jarang FPI yang dipimpinnya seperti menjadi polisi moral. Merazia tempat-tempat hiburan dan pusat penjualan minuman keras. Mengandalkan kekuatan massa bergerak ke mana-mana. Tampak garang.
Quraish Shihab khas seorang ilmuwan. Selain mengajar, ia menularkan ilmunya lewat berbagai media. Juga sudah banyak buku diterbitkan. Baik itu buku tafsir Alquran maupun berbagi buah pikiran. Ceramahnya tidak pernah di tempat terbuka. Lebih banyak di kelompok pengajian di berbagai kota. Secara politik, ia pernah dipercaya menjadi Menteri Agama.
Dalam berdakwah Quraish menggunakan pendekatan mengajak orang lain berbuat baik dengan cara hikmah dan bijaksana. Mengedepankan dialog dan tak pernah memaksakan kehendak. Wajahnya sering terlihat tersenyum ketika berdakwah. Dalam hal keberagaman, Rizieq sering melontarkan pernyataan perlawanan. Dia menyebut kaum kafir untuk orang yang berkeyakinan lain. Juga menganggap sesat untuk ummat Islam yang berlainan aliran. Ia terang-terangan menentang kelompok Syiah dan Ahmadiyah.
Quraish Shihab sangat menghargai keberagaman. Tidak pernah melontarkan rasa permusuhan kepada kelompok lain yang beraliran berbeda. Juga untuk mereka yang berseberangan keyakinan. Malah ia pernah dituduh Syiah karena pemikirannya. Padahal dengan tegas ia mengaku sebagai penganut ahlu sunnah wal jamaah. Jadi itulah kekayaan tokoh di Indonesia. Sama-sama habib dan punya jalinan darah sesama Shihab, namun berbeda karakter dan sikap. Yang satu memperjuangkan keseragaman dalam ber-Islam. Satunya menoleransi keberagaman dalam beragama. Yang satu penganut eksklusivisme beragama, satunya pejuang inklusivisme beragama. Kini terserah Anda. Mengikuti dan suka yang mana? (arif afandi/@arifafandi05)
Advertisement