Dua Selebgram Korban Filler Payudara Abal-abal
Dua orang selebgram TCS dan W melaporkan SR dan suaminya ke Polres Jakarta Barat (Jakbar). Kedua selebgram itu mengaku menjadi korban dugaan malpraktik berkedok filler payudara.
TCS dan W awalnya berniat memperindah bentuk payudarara. Keduanya menjalani penyuntikan pada 26 Oktober 2020. Kedua korban dan pelaku sepakat untuk melakukan penyuntikan di sebuah hotel di kawasan Taman Sari, Jakarta.
Sial, beberapa waktu usai menjalani filler payudara malah mengeluarkan nanah hingga harus menjalani operasi. "Sudah ada dua korban yang melaporkan, TCS dan W. Efek dari filler itu, kedua korban merasa demam. Payudara bekas suntikan mengeluarkan cairan nanah," kata Kasat Reskrim Polres Jakbar AKBP Teuku Arsya Khadafi.
Usai mendapatkan laporan, polisi langsung mengejar pelaku. Kegigihan polisi pun membuahkan hasil, dan pelaku berhasil diringkus. "Benar kami baru saja menangkap pelaku penyuntik filler di Pondok Pucung, Tangsel (Tangerang Selatan)," terang Arsya.
Pelaku diketahui berinisial SR. Penangkapan dipimpin langsung oleh Kanit Krimsus Polres Metro Jakarta Barat AKP Fahmi Fiandri. Selain menangkap pelaku, polisi juga berhasil meringkus penjual cairan silikon dalam kasus filler payudara abal-abal di Jakbar ini. Sedangkan LC, pihak yang memberikan pelatihan suntik filler payudara hanya dalam waktu sehari kepada SR masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
Berikut ini 5 fakta praktik filler payudara yang berujung penjara:
1. Promosi dari Mulut ke Mulut
Berdasarkan keterangan korban, mereka mengenal pelaku dugaan malpraktik dari mulut ke mulut. Indikasi awal korbannya lebih dari dua orang. "Kenalnya dari promosi mulut ke mulut, tapi kayaknya banyak banget korbannya," ungkap Arsya.
Diduga banyak korban tetapi mereka malu untuk melapor. "Korbannya kayaknya banyak, cuma pada malu untuk melapor," imbuh Arsya.
2. Efek Filler Berbeda-beda
Kemungkinan efek yang diderita korban berbeda-beda. Untuk korban yang melapor ke Polres Jakbar, payudaranya mengeluarkan nanah. "Mungkin tiap orang berikan efek berbeda, tapi korban ini cukup parah karena suntikannya keluarkan nanah sehingga harus operasi untuk perbaikan, correction surgery," ungkap Arsya.
3. Tarif Mencapai Jutaan Rupiah
Pelaku mempromosikan filler payudara melalui Instagram. Tarifnya mencapai jutaan rupiah. "Dalam akun Instagram Beauty Sexi Store memasang iklan dan menawarkan melakukan filler payudara dengan tarif sekitar Rp5 juta untuk filler sebanyak 500 cc dan Rp3 juta untuk filler sebanyak 250 cc," beber Kapolres Jakbar Kombes Ady Wibowo dalam gelar perkara.
4. Modal Kursus Suntik Filler Sehari
Pelaku penyuntikan filler payudara secara ilegal SR diketahui mendapat pelatihan dari seseorang berinisial LC yang mengaku sebagai dokter. LC saat ini masih dalam pengejaran.
SR dan LC ini pertama kali berkenalan pada 10 Oktober 2020 lalu. Mereka kemudian melakukan pelatihan suntik filler hanya sehari. "SR diberikan sertifikat oleh LC. Sertifikat itu yang kemudian dijadikan dasar oleh SR untuk melakukan praktik penyuntikan filler payudara," terang Ady Wibowo.
5. Sarjana Pertanian
Pelaku sama sekali tidak memiliki latar belakang sebagai dokter. Yang bikin mengagetkan, pelaku merupakan sarjana di bidang pertanian. "Yang bersangkutan (SR) adalah sarjana pertanian. Jadi tidak ada kaitannya latar belakang yang bersangkutan terkait masalah medis atau kedokteran," jelas Ady Wibowo.
Advertisement