Dua RS Mata Tinggalan Zaman Belanda Jajagi Kerjasama
Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya mendapat kunjungan pengurus Yayasan Rumah Sakit Mata Dr Yap Yogyakarta. Inilah dua rumah sakit warisan sejak Zaman Belanda yang eksis hingga sekarang.
Peristiwa bersejarah dari dua rumah sakit bersejarah itu terjadi Sabtu, 16 Februari 2019. Rombongan RS Dr Yap dipimpin Ketua Dewan Pembina Yayasan GPH Prabukusumo dan KPH Indrokusumo.
Ia disambut seluruh pengurus Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata (P4M) Undaan yang diketuai Ir Doelatif. Juga Manajemen RS Mata Undaan yang dipimpin dr Sujarno. Pertemuan berlangsung di RS Mata Undaan dan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan.
RS Mata Dr Yap Yogyakarta didirikan berdiri tahun 1923. Sedangkan RS Mata Undaan berdiri sejak tahun 1906 yang diawali dengan nama Soerabiache Oogheelkundige Kliniek.
RS Mata di Yogyakarta ini didirikan Dr Yap, dokter warga negara Berlanda berkebangsaan China. Sedangkan RS Mata Undaan diinisiasi Dr Steiner dan didirikan Dr Deutman. Keduanya dokter asal Belanda.
Gusti Prabu --demikian ia bisa dipanggil-- menyampaikan, kunjungannya ini untuk studi banding guna pengembangan rumah sakit yng dipimpinnya. "Bahkan, kalau perlu nanti bisa dilakukan kerjasama antara dua rumah sakit yang sama-sama mempunyai nilai sejarah ini," tuturnya.
Dalam pertemuan yang juga diikuti manajemen RS Mata Undaan itu, rombongan RS Mata Dr Yap banyak menanyakan berbagai persoalan tata kelola. Mulai dari tata kelola keuangan, pengembangan sumberdaya manusia, sampai dengan tata kelola pelayanan medis.
Pertemuan yang berlangsung selama 2 jam itu berlangsung gayeng. Masing-masing saling bertukar informasi dan pemikiran tentang pengembangan RS Mata masing-masing. Ditanyakan juga tentang sistem investasi fisik maupun non fisik RS.
RS Mata Dr Yap selama ini juga dikenal sebagai rumah sakit legendaris di Yogyakarta. RS yang terletak di Jalan Cikditiro dekat kampus Universitas Gajah Mada itu berdiri di atas tanah Keraton Yogyakarta Hadiningrat seluas tiga hektar.
Sedangkan RS Mata Undaan berdiri di atas tanah seluas 7 ribu meter milik sendiri. Meski RS Mata Undaan resmi berdiri sejak 1906, namun bangunannya berdiri tahun 1933. Tanahnya dibeli dari hasil penggalangan dana perhimpunan yang dipimpin Dr Deutman.
Gusti Prabu berharap kunjungannya ke RS Mata Undaan ini bisa berlanjut dengan kunjungan balasan. Juga perlu dipikirkan pebih lanjut upaya kerjasama dalam hal pengembangan antara dua rumah sakit yang sama-sama berdiri sejak Zaman Belanda ini.
Tawaran itu gayung bersambut. Ketua P4M Undaan Doelatif menyanggupi untuk melakukan kunjungan balasan ke Yogyakarta. "Rasanya sudah perlu membangun jejaring antar RS Mata heritage yang ada di Indonesia. Ini bisa dimulai antara RS Mata Undaan dengan RS Mata Dr Yap," tambah wakil Ketua P4M Arif Afandi.
Gagasan untuk menjalin kerjasama ini juga diamini pengurus P4M lainnya seperti Dr Ontot Murwoto, Dr Widodo, Wisnubroto dan Widjatmono. (rif)