Dua Perangkat Desa Mundur usai Video Call Telanjang Dada
Dua perangkat Desa Randujalak, NS (perempuan) dan AW (laki-laki) mengundurkan diri setelah terbongkar usai melakukan video call (VC) dengan bertelanjang dada. Kasus ini terbongkat setelah istri AW, Chosnol Hotimah menemukan screen shot VC yang menggambarkan NS bertelanjang dada pada hanphone (HP) suaminya, AW.
Bahkan Chusnol sempat mendatangi NS untuk meminta klarifikasi soal VC telanjang dada. Tetapi Chosnol mengaku, justru ia dianiya (dicakar). Chosnol pun melaporkan kasus ini ke Polresta Probolinggo.
Terkait pengunduran diri NS dibenarkan oleh yang bersangkutan. Kepada wartawan yang menghubunginya melalui WhatsApp, Kamis, 30 April 2020, NS membalas dengan kalimat, “Sudah, saya tidak mau memperpanjang masalah ini lagi. Saya juga sudah mengundurkan diri dari perangkat desa dan mau fokus ngurusi keluarga.”
Pengunduran NS sebagai perangkat desa juga dibenarkan Kepala Desa (Kades) Randujalak, Anis Nurhainis. Dikatakan, dirinya sudah menerima pengunduran diri NS sebagai perangkat desa, Rabu, 29 April 2020 kemarin.
“Benar, yang bersangkutan sudah mengundurkan diri sebagai perangkat desa, Rabu kemarin. Tinggal perangkat desa satunya (AW) hingga belu diketahui keberadaannya,” kata Anis kepada wartawan, Kamis, 30 April 2020.
Meski belum diketahui keberadaanya, Anis mengaku, sudah berhasil menghubungi AW melalui sambungan selular. “Dia (AW) juga berencana mengundurkan diri sebagai perangkat desa,” kata kades.
Melalui sambungan selular, AW mengaku, belum bisa balik ke Randujalak dengan alasan suasana memanas. Apalagi setelah istrinya, Chosnol yang mengaku dicakar, melaporkan NS ke Polres Probolinggo.
Laporkan Penganiayaan
Seperti diketahui, Chonol melaporkan NS, perangkat Desa Randujalak ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Probolinggo, Selasa lalu, 28 April 2020. Ia mengadu ke polisi karena menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan NS.
Dalam laporannya, Chosnol menceritakan awal mula sampai dirinya dianiaya NS. Bermula ketika Chosnol menemukan screen shot VC pada HP suaminya, AW yang memperlihatkan NS yang sedang bertelanjang dada.
Chosnol kemudian menghubungi NS dengan tujuan untuk menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan. Keduanya akhirnya bertemu di rumah seorang perangkat desa, Senin sore, 27 April 2020.
Dalam pertemuan itu terjadi cek-cok antara kedua perempuan itu. “Saya memang emosi, saya katakan dia perempuan murahan. NS kemudian mencakar dagu dan leher saya,” kata Chosnol.
Kasus ini pun melebar ke kasus penganiayaan. Chosnol akhirnya melaporkan kasus penganiayaan itu ke Polres Probolinggo.
Kepala Unit SPKT Polres Probolinggo, Bripka Purwanto Setyo membenarkan pihaknya sudah menerima laporan dari Chosnol. Laporan itu tertera pada Nomor: tbl /88/IV/2020/JATIM/RES PROB. “Laporan sudah kami terima, tingga ditindaklanjuti,” katanya.
Advertisement