Dua Pelangkah Diberikan Erina Gudono untuk Kedua Kakaknya
Erina Gudono merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan almarhum Profesor Mohammad Gudono dan Sofiatun Gudono. Meski demikian, ia menjadi anak pertama keluarga Gudono yang menikah.
Erina Gudono menikah melangkahi kedua kakaknya Allen Adam Rinaldy Gudono dan Nadya Sofia Gudono. Sesuai adat Jawa, Erina Gudono memberikan tanda cinta kepada kedua kakaknya karena sudah melangkahi.
Setelah lebih dulu meminta izin pada ibunya untuk menikah, Erina Gudono menyampaikan niatnya menikah lebih dulu pada kedua kakaknya.
"Mas Allen dan mbak Nadya yang Erina hormati, Erina mohon maaf karena Erina telah mendapatkan jodoh terlebih dahulu," ucapnya saat meminta izin pada kakak-kakaknya dikutip dari tayangan langsung di televisi nasional.
"Besok siang, Sabtu 10 Desember 2022, Erina akan melaksanakan akad nikah dengan Mas Kaesang Pangarep, mohon dia restu pada Mas Allen dan Mbak Nadia," imbuhnya.
Erina Gudono yang bersimpuh di hadapan kedua kakaknya dalam balutan kebaya berwarna hijau mendapat restu untuk menikah lebih dulu dari kedua kakaknya yang tampak duduk di bangku.
"Adikku Erina yang mas sayangi, kakak ikhlas lahir batin, semua itu sudah menjadi suratan bahwa kamu mendapatkan jodoh terlebih dahulu. Doaku semoga pernikahan kamu yang akan dilaksanakan besok dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan kita bersama," tutur Allen.
Ucapan serupa juga disampaikan Nadia kepada adik perempuannya. "Kepada adiku, kakak ikhlas lahir batin sudah jadi suratan Erina dapat jodoh terlebih dahulu, doaku semoga pernikahan adik Erina yang kan dilaksanakan besok dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan kita bersama," ucapnya.
Pranatacara atau pembawa acara, Wigung Wratsangka menyampaikan, tradisi pelangkah sendiri adalah memberikan barang kepada kakak yang belum menikah. Secara simbolis Erina Gudono memberikan sanggan pelangkah berupa pisang rojo hayu. Ini mempunyai simbol sebagai doa semoga selamat dalam perjalanan membina rumah tangga.
Dalam menjalani prosesi ini Erina menggunakan kain batik Yogyakarta dengan motif Nogosari dan Grompol. "Dalam legenda, Nogosari itu merupakan pohon tempat di mana Dewi Shinta memohon kepada Tuhan agar dipertemukan kembali dengan Sri Rama Wijaya. Pohon Nogosari sebagai simbol cinta dan kesetiaan luar biasa," jelas Wigung Wratsangka.