Genteng Baru dan Tambahrejo Surabaya Dipilih Jadi Pasar Tangguh
Setelah PSBB Surabaya berakhir, beberapa Pasar Tradisional sedang dipersiapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot), untuk memasuki new normal. Seperti membuat kebijakan menyerupai Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, yang sebelumnya sudah digagas.
Dari pantauan Ngopibareng.id, di Pasar Genteng Baru, tangga di depan pintu masuk yang bisanya tidak disekat, saat ini telah dipisahkan oleh pot bunga. Hal ini dimaksutkan agar pengunjung yang masuk dan keluar, tidak menggunakan satu pintu saja.
Selain itu, guna menghindari hal serupa, sistem satu arah jalan juga diberlakukan di dalam bangunan. Beberapa botol handsanitizer dan tempat cuci tangan pun terlihat di lokasi tertentu.
Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, bahwa penerapan protokol kesehatan tersebut, dipersiapkan untuk menghadapi new normal.
"Setidaknya, ada dua pasar yang bakal menjadi pasar tangguh di Surabaya, yakni Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo," kata Hebi, Jumat, 12 Juni 2020.
Konsep Pasar Tangguh yang dimaksud Hebi hampir sama dengan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang telah diterapkan sebelumnya. Yakni akan dibentuk tim khusus atau satgas di pasar, yang diisi oleh pengelola pasar dengan pedagang.
"Kami libatkan pedagang karena mari bersama-sama menjaga pasar. Untuk menjadi pasar tangguh bukan hanya tugas pemerintah atau PD Pasar Surya, tetapi tugas bersama, termasuk pedagang," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Muhibuddin menambahkan konsep pasar tangguh adalah mengatur pasar sesuai protokol kesehatan. Misalnya, seluruh masyarakat yang ingin memasuki area pasar, wajib menggunakan masker.
"Kalau tidak pakai masker, tidak boleh masuk. Ini berlaku untuk pedagang maupun pengunjung. Pedagang atau pengunjung yang suhu badannya 38 derajat atau lebih, diminta balik. Demikian juga jika ada pedagang yang sakit, dilarang berjualan" ungkap Muhibuddin.
Selain itu, kata Muhibuddin, stand pedagang juga diminta untuk dipasangi gerai plastik, agar penjual dengan pembeli tidak berinteraksi langsung. Tak hanya itu, pemilik toko dan karyawannya diimbau mengenakan faceshield sebagai APD.
"Jadi uangnya (transaksinya) ditaruh di nampan. Nampan itu bantuan dari Bu Wali (Wali Kota Tri Rismaharini, Red) dan akan dibagikan ke pedagang," tutup Muhibuddin.