Dua Meninggal akibat Omicron, IDAI Jatim Minta Evaluasi PTM 100%
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur, dokter Sjamsul Arief, menegaskan lembaganya turut berkirim surat, memohon evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, khususnya pada kelompok usia kurang dari 11 tahun. Sedikitnya ada lima organisasi yang telah menyampaikan permohonan serupa pada kementerian terkait.
"Iya, diketahui bahwa organisasi profesi sudah membuat surat pada empat kementerian untuk meninjau ulang PTM. Karena angka Covid-19 mulai tinggi, terutama adanya varian Omicron," ujar Sjamsul, Senin, 24 Januari 2022.
Dokter Sjamsul menyampaikan, jika sebaiknya peserta PTM adalah murid yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis kedua. Selain itu, kepatuhan memakai masker dan social distancing juga harus diperhatikan dalam pelaksanaan PTM. "Tidak hanya untuk murid dan guru, tapi juga untuk petugas di sekolah. Semuanya harus menggunakan masker dan menjaga jarak," imbuhnya.
Selain vaksin yang harus diperhatikan dalam PTM, ujar dokter Sjamsul ialah pengaturan jam dan jalur keluar masuk murid. "Kan itu dibagi ada sesi satu dan sesi dua, kalau bisa antara sesi satu dan sesi dua keluar masuknya ada pintu sendiri-sendiri. Jadi tidak saling bertemu dan menimbulkan kerumunan," kata Sjamsul.
Ia juga menerangkan, idealnya dalam pelaksanaan PTM 100 persen diadakan swab masal setiap seminggu sekali. Tapi, untuk itu Indonesia belum mampu, maka dari itu sekolah yang harus selektif. "Selektif dalam arti, kalau ada murid yang bergejala. Terutama demam untuk dianjurkan melakukan swab," terangnya.
Tambahnya, meski banyak penelitian mengatakan jika Omicron ini memiliki gejala yang ringan dan tidak menimbulkan keparahan seperti Delta, tetap harus waspada mengingat di Indonesia sudah ada dua orang yang meninggal akibat Omicron. "Jangan sampai kasus meledak lagi seperti varian Delta. Nanti, yang terbebani dan repot pasti tenaga medisnya," tutupnya.
Advertisement