Dua Makna Hisab, Amalan Pertama Diadili pada Yaumul Hisab
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
" Pada hari itu kamu dihadapkan ( kepada Tuhanmu ), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi ( bagi Allah )."
( Q. S. Al-Haqqah : 18 )
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
" Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka ( balasan ) pekerjaan mereka, Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya."
( Q. S. Az-Zalzalah: 6 - 8 )
Hisab menurut kaca mata akidah memiliki dua pengertian :
Pertama : Al-'Aradh ( penampakan dosa dan pengakuan ), mempunyai dua pengertian.*
1. Pengertian umum, yaitu seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allah dalam keadaan menampakkan lembaran amalan mereka. Ini mencakup orang yang dimunaqasyah hisabnya dan yang tidak dihisab.
2. Pemaparan amalan maksiat kaum mukminin kepada mereka, penetapannya, merahasiakan ( tidak dibuka dihadapan orang lain ), dan pengampunan Allah atasnya. Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan ( hisab yasir ).
Kedua : Munaqasyah ( diperiksa secara sungguh-sungguh ) dan inilah yang dinamakan hisab ( perhitungan ) antara kebaikan dan keburukan.*
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan di dalam sabdanya,
مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ
" Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa ". Aisyah bertanya, " Bukankah Allah telah berfirman 'maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah' ( Q. S. Al-Insyiqaq : 8 ) " Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, " Itu baru al-'aradh ( penampakan amal ). Namun barangsiapa yang diteliti hisabnya, maka ia akan binasa. "
( H. R. Bukhari, no. 103 dan Muslim, no. 2876 )
Dalam ayat lain tentang hisab disebutkan,
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
" Pada hari ini Kami tutup mulut mereka ; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan."
( Q. S. Yasin : 65 )
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
" Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang ( tertulis ) di dalamnya, dan mereka berkata : " Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak ( pula ) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya ; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada ( tertulis ). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun."
( Q. S. Al-Kahfi : 49 )
Mari membaca doa :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
"Ya Allah, sungguh aku mohon padaMu ilmu bermanfaat, rezeki halal & amal yg diterima."
ANTARA LALAI DAN MAKSIAT
Al-'Allåmah Ibnul Jauzî rahimahullåhu berkata :
الغفلة تحرم الربح .
والمعصية توجب الخسران .
الغفلة تغلق أبواب الجنة .
والمعصية تفتح أبواب النار .
Kelalaian itu menghalangi keberuntungan.
Sedangkan kemaksiatan itu membawa kesengsaraan.
Kelalaian itu menutup pintu-pintu surga.
Sedangkan kemaksiatan itu membuka pintu² neraka.
Beliau rahimahullåhu juga berkata :
فمن عوفي من رقاد الغفلة وسقام المعصية خرج من النار وأدخل الجنة .
Barangsiapa yang terhindar dari kelalaian dan penyakit maksiat, niscaya ia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
Beliau rahimahullåhu juga mengatakan :
ففروا إلى الله مما يشغل عنه كل الفرار واستجيروا به من الغفلة والمعصية فهما فوات الربح وإلحاق الخسران.
Maka bersegeralah kepada Allåh dengan sungguh-sungguh dari segala hal yang dapat melalaikanmu dari-Nya. Kemudian mohonlah pertolongan kepada-Nya dari kelalaian dan kemaksiatan, yang mana keduanya merupakan penyebab sirnanya keberuntungan dan diperolehnya kerugian.
Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberi taufik, sikap syukur, sikap sabar, penjagaan, kesehatan dan keberkahan kepada kita.
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, di hisab yang ringan di akhirat, selamat di dunia selamat di akhirat.
Aamiin......!!!
Semoga Bermanfaat.
Advertisement