Dua Mahasiswa Surabaya Diamankan Polisi
Dua orang mahasiswa Front Mahasiswa Nasional (FMN) Surabaya, Arief dan Rizky diamankan oleh pihak kepolisian saat aksi peringatan Hari Buruh International atau Mayday di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Salah seorang aktivis FMN Anindya sabrina mengatakan, bahwa organisasinya hanya ingin bergabung dalam barisan massa buruh dan menyampaikan aspirasi seperti massa lainnya.
"Ini Hari Buruh Internasional. Kami di sini libur nasional. Kita gak ngapa-ngapain (buat ricuh). Kami hanya mau menyampaikan aspirasi, kok dilarang" kata Anindya, kepada awakmedia, Rabu, 1 Mei 2019.
Anindya menyebut pada pukul 11.00 WIB massa FMN Surabaya juga sempat terlibat ketegangan dengan pihak keamanan. Lantaran polisi meneriaki mereka saat melakukan long march.
"Karena mungkin pakai atribut tertutup. Memang kami pakai masker (penutup wajah), untuk pengamanan pribadi, karena belakangan banyak persekusi," katanya.
Anindya mengaku, heran kenapa polisi membubarkan barisan organisasinya, padahal FMN juga telah meminta izin kepada massa buruh dan mahasiswa untuk bergabung dalam aksi.
"Kami juga sudah mau masuk ke barisan (massa lain), tapi malah ditarik dan didorong (pihak keamanan)," ujarnya.
Kini, kata Anindya, pihaknya tengah berupaya mencari keberadaan dua orang rekannya yang diamankan ke Mapolrestabes Surabaya.
"Dua diamankan. Kami sudah kontak ke LBH (lembaga bantuan hukum). Karena kami tadi aksi bawa sekitar 40-an orang massa," kata Anin.
Sementara itu, Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata membenarkan bahwa pihaknya mengamankan dua orang mahasiswa, lantaran diduga melakukan provokasi kepada massa.
"Tadi (dua mahasiswa) melakukan provokasi di sana, wartawan dan kepolisian juga di sana," kata Leo.
Selain itu, Leo menyebut kegiatan para mahasiswa tersebut juga diketahui tidak memiliki izin untuk melakukan aksi di depan Gedung Negara Grahadi.
"Kami menyampaikan bahwa (mahasiswa) memang tidak ada izin. Yang izin kegiatan di Grahadi hanya dari elemen Sarbumusi NU, izinnya adalah kegiatan istighosah," katanya.
Namun di luar Sarbumusi kata Leo, sejumlah kelompok buruh lain tetap diterima dan diakomodir dengan baik oleh pihaknya meski tak berizin.
"Jadi tidak ada elemen lain yang melakukan (izin) kegiatan yang di sini, kita tidak ada masalah, kita akomodir. Tapi ada hal-hal yang di luar dari ketertiban umum, jadi harus kita amankan tadi," paparnya.
Sementara, polisi belum bisa memastikan status kedua mahasiswa tersebut. Alasannya, polisi tengah mendalami identitas yang bersangkutan. (frd)