Dua Lelucon Khas: Antara Pikiran dan Tidakan Cuci Piring, Percaya?
Di tengah masyarakat penuh kegalauan memasuki tahun 2025, ketegangan masih kerap terjadi. Di antara elite politik kita, dan publik secara luas. Misalnya, masalah hukuman terhadap ratusan triliyun rupiah yang dikorupsi aktornya, namun di pengadilan ia divonis cukup ringan.
Presiden Prabowo pun sempat nyinggung masalah ini. “Seharusnya, koruptor besar yang hukumgannya 50 tahun. Bukan 6,5 tahun. Tapi, kalau saya omong begini dikira Prabowo gak ngerti hukum,…” celetuknya.
Ah, daripada pusing-pusing mikir soal PPN 12 persen, dan begitu ringannya hukuman bagi koruptor super-kakap, mendingan kita rileks ya. Menikmati humor-humor khas di ngopibareng.id.
1. Cuci Piring
Ketika seorang tamu dengan sukarela mau mencuci piring, Sang Guru berkata, "Apakah Anda yakin bahwa Anda mengetahui bagaimana mencuci piring?"
Orang itu berkata bahwa ia telah melakukannya selama hidupnya. Kata Sang Guru, "O... saya tidak meragukan kemampuan Anda membuat piring-piring itu bersih. Saya hanya meragukan kemampuan Anda mencuci piring-piring itu."
Inilah penjelasan yang ia berikan kepada para muridnya kemudian. "Ada dua cara mencuci piring. Pertama, mencuci untuk membuat piring-piring itu bersih; kedua, mencuci untuk mencuci saja."
Keterangan itu masih belum begitu jelas. Maka ia menambahkan: "Tindakan pertama itu mati karena sementara badanmu mencuci, pikiranmu terpaku pada tujuan membersihkan piring-piring itu. Yang kedua itu hidup karena dimana pikiranmu ada, di situ tubuhmu berada."
2. Percaya?
Pada hari berikutnya Sang Guru bercerita. Ada seorang perampok yang menemukan sebuah pesan pada pintu besi yang hendak dibobolnya:
"TOLONG, JANGAN MENGGUNAKAN DINAMIT. PINTU BESI INI TIDAK DIKUNCI. PENCET SAJA TOMBOLNYA."
Ketika ia memencet tombol itu, sekarung pasir jatuh menimpanya. Seketika tempat itu jadi terang benderang dan suara sirene membangunkan seluruh tetangga.
Ketika Sang Guru mengunjungi orang itu di penjara, ia sungguh memelas: "Bagaimana saya akan dapat mempercayai orang lain lagi?"
Sumber:
Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello, Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997.
Advertisement