Dua Kunci Kendalikan Pandemi: 3M dan Testing Antigen yang Massif
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) menyebut ada dua cara yang efektif untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. Dua cara tersebut sebenarnya tergolong mudah dilakukan. Cara pertama yaitu dengan menerapkan 3M yaitu memakasi masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Sedangkan cara kedua adalah dengan melakukan testing antigen yang masif kepada khalayak. Kata dia, test antigen ini tergolong sangat efektif untuk mencegah penularan Virus Corona. Test antigen juga dianggap lebih akurat untuk mendeteksi virus Corona dibandingkan dengan rapid test antibodi yang selama ini masih banyak digunakan. Secara hasil, test antigen ini juga sama cepatnya dengan rapid test antibodi. Hanya dalam hitungan menit atau jam saja.
“Sekarang test antigen sama cepatnya. Ini menjadi penting untuk mengatasi pandemi” kata Pandu Riono dalam acara Webinar peluncuran “Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia”.
Kata Pandu, kunci dalam pengendalian pandemi sebenarnya adalah kecepatan dalam melakukan testing kepada suspect. Jika kemudian suspect setelah dilakukan test ternyata hasil positif, maka yang harus dilakukan adalah cepat melakukan tracing dan kemudian dilanjutkan dengan isolasi.
“Masalah yang terjadi sekarang, ada jeda keterlambatan antara testing yang akurat yang kemudian dilanjutkan tracing. Penyebabnya karena keterbatasan kapasitas alat PCR,” kata Pandu.
Jeda keterlambatan testing ini kata Pandu yang kemudian membuat suspect sudah menularkan virus ke banyak orang. Oleh karena itu, dia mendorong agar testing dengan menggunakan antigen ini bisa segera dibuat masif. Pasalnya, test antigen ini akurasi dalam mendeteksi virus Corona hampir seperti uji dengan menggunakan PCR. Persentasenya bahkan bisa mencapai 90 persen.
Sedangkan rapid test yang menggunakan antibodi, dianggap tak terlalu efektif untuk mendeteksi virus Corona dalam tubuh suspect. Rapid test anti bodi hanya mendeteksi anti bodi virus corona. Bisa jadi saat ditest antibodi virus corona sudah terbentuk maka disebut reaktif bisa jadi antibodi belum terbentuk maka disebut nonreaktif.
“Padahal orang tersebut, sudah mengandung tertular virus corona dan sudah menularkan ke mana-mana,” ujar Pandu.