Dua Keutamaan Berkurban, Tambahan Amal dan Kendaraan
Setelah Idul Adha 1441 H dan masih dalam suasana Hari Tasyrik, suasana umat Islam masih dinaungi semangat berkurban. Juga sisa-sisa hewat kurban pun masih bisa dinikmati.
Untuk itu, Ustadz Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pesantren Aswaja Sukolilo Surabaya, dalam ceramahnya masih mengulas soal berkurban. Seperti berikut ini:
Kurban dengan binatang ternak dari jenis kambing ada 2 macam, kambing dan domba (Jawa: wedus gebas).
ﻋﻦ ﻋﻘﺒﺔ ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ، ﻗﺎﻝ: «ﺿﺤﻴﻨﺎ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺠﺬﻉ ﻣﻦ اﻟﻀﺄﻥ»
Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: "Kami menyembelih domba berusia 1 tahun bersama dengan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam" (HR Ibnu Hibban)
Keutamaan menyembelih Kurban dengan jenis domba terdapat dalam riwayat hadis:
«ﻧﻌﻢ اﻷﺿﺤﻴﺔ اﻟﺠﺬﻉ ﻣﻦ اﻟﻀﺄﻥ»
"Sebaik-baik Qurban adalah domba berusia 1 tahun lebih" (HR Tirmidzi)
Allah menerima pahala Kurban ini digambarkan lebih cepat sebelum darah hewan Kurban jatuh ke tanah:
«ﻣﺎ ﻋﻤﻞ ﺁﺩﻣﻲ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﻨﺤﺮ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺇﻫﺮاﻕ اﻟﺪﻡ، ﺇﻧﻪ ﻟﻴﺄﺗﻲ ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺑﻘﺮﻭﻧﻬﺎ ﻭﺃﺷﻌﺎﺭﻫﺎ ﻭﺃﻇﻼﻓﻬﺎ، ﻭﺃﻥ اﻟﺪﻡ ﻟﻴﻘﻊ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﺑﻤﻜﺎﻥ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻊ ﻣﻦ اﻷﺭﺽ»
"Tidak ada amal manusia yang lebih baik di hari raya Idul Adha ini yang lebih dicintai oleh Allah dibanding menyembelih hewan. Hewan Qurban tersebut akan datang di hari kiamat dengan tanduknya, bulu-bulunya dan kaki-kakinya. Darah hewan telah diterima di sisi Allah sebelum jatuh ke bumi" (HR Tirmidzi)
Maksud hadits bahwa hewan Kurban yang disembelih akan datang dipertemukan dengan pemiliknya, ada 2 penafsiran dari para ulama:
1. Menjadi tambahan amal
ﻓﺘﻮﺿﻊ ﻓﻲ ﻣﻴﺰاﻧﻪ ﻛﻤﺎ ﺻﺮﺡ ﺑﻪ ﺧﺒﺮ ﻋﻠﻲ
Hewan Kurban (tanduk, bulu dan kaki) diletakkan di dalam timbangan amalnya. Seperti dalam penjelasan hadis Ali (Faidl Al-Qadir 5/458)
2. Menjadi Kendaraan
ﻭﻳﺼﻴﺮ ﻣﺮﻛﺒﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺮاﻁ
Hewan Kurban menjadi kendaraan baginya menuju shirat / jembatan penghubung ke surga (Tuhtah Al-Ahwadzi, 5/62)