Dua Humor Ukraina: Budidayakan Yahudi Pemadam Kebakaran Indonesia
Anekdot dan lelucon suatu bangsa menjadi ciri khas memahami karakter mereka. Karena itu, lelucon terus diproduksi dan terus menjadi bahan perbincangan dalam kondisi apa pun.
Dalam kondisi perang Ukraina, tak soal disebabkan adanya invasi Rusia atas negeri bekas negara bagian Uni-Soviet itu. Namun, lelucon justru menjadi cara berkaca diri sekaligus untuk memahami persoalan di balik problematika yang muncul.
Dua lelucon ini menjadi penting dibaca.
Penyebab Gagal Panen
Di Kazakhstan, pada sebuah rapat para pekerja pertanian kolektif, seorang pejabat sedang memberikan pengarahan mengenai pertanian.
"Para Comerad, tahun lalu panen kita gagal, dikarenakan..."
"Orang Yahudi." terdengar sebuah suara.
"Bukan soal orang Yahudi," Pejabat itu menyela.
"Curah hujanlah yang terlalu sedikit."
Beberapa hari kemudian, pejabat itu memberi pengarahan pada para pekerja pertanian kolektif di Georgia.
"Para comerad, tahun lalu panen disini gagal, karena..."
"Orang Yahudi." Seseorang menyahut.
"Bukan, melainkan karena curah hujan terlalu banyak."
Akhirnya, pejabat itu tiba di Ukraina.
"Para comerad, tahun ini mungkin panen kita gagal, karena..."
"Orang Yahudi...!!!" terdengar sebuah jawaban.
Pejabat itu mulai naik pitam.
"Mengapa dimana-mana orang Yahudi dipersalahkan?" katanya.
Lalu seseorang memberanikan diri mengutarakan pendapat.
"Kami dengar, setiap orang yahudi diharuskan membayar 900 rubel untuk mendapatkan izin meninggalkan Uni Sovyet,"
"Ya, benar." Jawab sang pejabat.
"Nah, itulah maksud kami. Daripada membudidayakan tanaman, bukankah lebih baik kita membudidayakan orang Yahudi."
Pemadam Kebakaran Indonesia Gagah Berani
Kilang gas Pertamina di Bontang terbakar hebat. Api berkobar-kobar setinggi gedung berlantai 5 di seluruh kilang itu dan menyebarkan panas luar biasa. Segera pertamina mengontak pemadam api dari Amerika Serikat (AS) yang biasa dipakai untuk kasus-kasus emergensi semacam itu, tapi sialnya pihak yang bersangkutan sedang ada job di Ukraina.
"Kenapa tidak kita pakai saja bangsa kita sendiri?", kata seorang manejer lapangan kepada pimpinan Pertamina. "Saya dengar ada pemadam lokal bernama Ucok yg tidak kalah hebatnya, dan tarifnya 50% lebih rendah dari tarif 2 juta dollar yg biasa kita kasih kepada orang Amrik itu".
Setelah rapat direksi, akhirnya diputuskanlah memanggil si Ucok. Merekapun menunggu kedatangan si Ucok di Bontang dan tidak berapa lama sebuah pesawat barangpun mendarat, dan sebuah truk keluar dari belakang pesawat itu, langsung meluncur kedalam titik api yang sedang menyala-nyala. Orang-orang sangat kagum dengan keberanian si Ucok ini. Untuk beberapa lama truk itu tertutup api sama sekali, tidak terlihat oleh mata. Semua menunggu dengan deg-degan. Tapi akhirnya api pun mereda dan si Ucokpun terlihat mengemudikan truknya keluar. Walaupun seluruh pakaiannya penuh dengan bekas terbakar, kelihatannya dia baik-baik saja.
"Wah...wah....hebat benar Anda! Kata pimpinan Pertamina menyambut si Ucok. Sesuai dengan janji kami, anda akan kami bayar 1 juta dollar. Kira-kira apa yang anda lakukan dengan uang sebanyak itu?
Si Ucok segera menjawab, "Tentu saja pertama-tama saya akan memperbaiki rem truk sialan itu!"