Dua Humor: Tak Percaya Neraka, Emak-emak dan Perempuan Tuli
Emak-emak tak lagi identik dengna perempuan desa yang kurang gaul. Mereka justru menjadi tren kekinian, yang kerap menjadi perhatian publik.
Mereka kerap merasa lebih religius, mereka lebih beriman, tapi dengan gelora yang berlebihan. Diungkapkan di jalan, di media sosial, di depan publik.
Tapi, ternyata emak-emak itu bisa dilihat dari sisi positif: menghasilkan lelucon di masyarakat. Seperti berikut.
Menjadi Lebih Religius
Seorang lelaki sedang berbicara dengan kekasihnya.
Lelaki: "Kamu telah membuat hidupku menjadi lebih religius..."
Perempuan: "Benarkah? Bagaimana?"
Lelaki: "Sebelum aku bertemu denganmu, aku tidak percaya adanya neraka."
Emak-emak dan Perempuan Tuli
Empat puluh emak-emak Dharma Wanita yang pernah memborong belanjaan di Bangkok dipimpin istri Meneer Van Dhanu tiba di ruang seleksi. Malaikat yang bertugas segera menerima mereka.
"Ibu-ibu, siapa di antara kalian yang waktu di dunia suka berbelanja hingga berkoli-koli," tanya malaikat.
Kecuali seorang, semuanya mengacung sambil menekuk muka malu-malu.
"OK, saya cuma mau tanya. Sekarang siapa di antara kalian yang tak pernah mempercayai suaminya?" lanjut malaikat.
Tiga puluh sembilan di antara perempuan itu mengacungkan jarinya. Cuma Nyonya Van Dhanu yang tidak. Melihat hal itu, malaikat cuma bisa menggelenggelengkan kepalanya kemudian mengangkat telepon.
"Hallo neraka?!... Apakah masih ada kamar untuk tiga puluh sembilan perempuan yang tak pernah mempercayai suaminya dan satu untuk seorang perempuan yang tuli?!"