Dua Humor Rezeki: Harga Properti Naik, Suami Garang Bikin Malu
Presiden Joko Widodo bilang: pasca-pandemi Covid-19 kita mengalami tiga krisis: krisis persediaan pangan, krisis energi dan krisis ekonomi. Tentu saja, banyak orang panik secara diam-diam.
Apalagi, harta pertalite yang sebelumnya sekitar Rp6 ribu hendak dinaikkan dengan bulat Rp10 ribu. "Ini benar-benar krisis energi di negeri kaya minyak," tutur Amrin Pembolos, tokoh lelucon kita.
Ah, lupakan saja soal aneka krisis itu. Sebaiknya, kita berlelucon soal rezeki dan sikap kita untuk menertawakan diri sendiri. Agar hidup lebih bijaksana, tidak terbawa arus kepanikan.
Kenaikan Harga Properti di Indonesia
Pada 1994 seorang Indonesia telah menjual rumahnya, kemudian ia pergi ke Amerika untuk mengais rezeki. Selama belasan tahun di AS, ia menanggung berbagai kesulitan dalam penghidupan.
Sebagai pengantar pesanan masakan via telepon di resto, pada saat turun hujan salju lebat, ia harus wara wiri mengantarkan pesanan ke alamat masing-masing pelanggan, tengah malam sebelum tidur, ia harus mati-matian belajar bahasa Inggris.
Selama tinggal di daerah kumuh, ia sudah pernah digarong oleh sekawanan berandalan sebanyak 7 kali dan dihajar sebanyak 3 kali. Ia telah hidup dengan susah payah dan hemat selama bertahun-tahun, sampai kedua rambut pelipisnya menguban, akhirnya ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak 1 juta dolar AS (bila dikurs dengan mata uang Rupiah kira-kira 10 milyar rupiah). Ia berketetapan akan pulang ke Indonesia untuk melewatkan hari tua dan menikmati hasil jerih payahnya.
Sesudah kembali ke Indonesia, baru ia ketahui bahwa rumahnya yang ia jual pada waktu dulu, sekarang oleh perusahaan perantara properti telah dibanderol seharga Rp11 Miliar, maka itu jiwanya seketika menjadi ambruk.
Suami Garang Malu Sendiri
Pada suatu hari, dalam sebuah keluarga yang cukup harmonis. Sang suami adalah seorang yang sangat egois, sebut saja pak Nanang 47 tahun. Sedangkan istrinya Nena, 32 tahun. Amrin Pembolos bekerja sebagai tukang es keliling. Sedangkan sang istri hanyalah ibu rumah tangga biasa.
Saat itu Amrin tertidur, ketika bangun: "Nena..!!!...Nena...!!!â
"Ada apa bang!", dari arah belakang sang isteri belari kecil.
"Kenapa kamu tidak membangunkan aku,!!!!", pekiknya.
"Maafkan Nena bang...", tersentak takut.
"Kamu tidak tahu, aku kalau tidak jualan pagi-pagi benar, rezekiku dipatuk ayam!!!"
"Lalu kamu dan anak-anak mau makan apa?!!!! Haaak..!! perhatikan suamimu ini donkkk ah. Kamu tidak tahu pagi tadi pasti dagangan sangat ramai dari biasanya. Kini aku telat bangun. Kenapa tidak kamu bangunkan!! Kenapa... Kenapa...", suami garang ini mengamuk bagai seekor singa yang kelaparan.