Dua Hikmah Humor Sufi: Penyakit dan Takdir Tuhan
Suatu kali, Abu Nawas pernah di datangi oleh Seorang Perempuan dalam Kondisi menangis tersedu-sedu Lantaran suaminya sakit batuk yang tidak sembuh-sembuh.
"Saya sudah mendatangi semua Tabib dan Dukun yang tersohor untuk mencarikan obat buat suami saya. Tetapi, tidak ada yang berhasil. Tolonglah Tuan, bagaimana caranya agar batuk Suami saya bisa reda," ujar Perempuan itu.
Abu Nawas berpikir sejenak. Kemudian Ia memberikan segelas Air bening kepada Wanita tersebut.
"Minumkan Air ini kepada Suamimu," kata Abu Nawas.
"Apakah hanya dengan Air ini batuk Suami saya akan Sembuh ?!"
Tanya si Wanita agak ragu-ragu.
"Pasti Sembuh," jawab Abu Nawas dengan penuh Yakin, seolah ia mempunyai Kuasa untuk Menyembuhkan Penyakit.
Maka sambil membungkuk-bungkuk tanda berterima kasih, Wanita itu membawa Air tersebut pulang ke rumahnya, dan meminumkannya kepada Suaminya.
Beberapa Minggu kemudian, Wanita itu datang lagi kepada Abu Nawas seraya Marah-marah.
"Setelah menghabiskan Air pemberian Tuan, Suami saya bukannya Sehat kembali, bahkan Meninggal Dunia. Tuan, Pembohong Licik," Ujar Perempuan itu dengan Suara Lantang.
Abu Nawas terdiam. Sesudah wanita yang berbela sungkawa itu Tenang lagi. Abu Nawas Berkata : "Maaf, Bu. Soal mati itu bukan Wewenang saya. Sebab Ajal berada di tangan Tuhan. Saya hanya menyatakan, dengan Meminum Air saya, Penyakit batuk Suami Ibu pasti Sembuh".
"Tapi kenyataannya Suami saya Meninggal Dunia", sergah si Wanita.
"Sabar dulu, Bu. Setelah Suami Ibu Meninggal, apakah Ia masih Batuk ?!" tutur Abu Nawas membela diri.
"Tidak, Mana ada Orang Mati masih bisa batuk?!" kata si Wanita.
"Naah, itu maksud saya, Batuknya sembuh 'kan ?!"
"Adapun akhirnya suami ibu meninggal dunia, begitulah memang akhir hidup setiap insan. Saya dan Ibu pun bakal Meninggal. Bagaimana pula seorang Abu Nawas dapat Mencegah Kematian kalau Takdir Tuhan telah menentukan Ajalnya ?!"
Demikian penjelasan Abu Nawas tak pernah kehabisan akal.
Dua Hikmah
Ada beberapa Hikmah yg bisa kita petik dari kisah di atas.
1. Tuhan yang mengobati penyakit, bukan Manusia.
Sekiranya Suami Wanita itu bisa sembuh setelah Minum Air pemberian Abu Nawas, bukan berarti Air ity sebagai Penyebabnya.
Air itu hanya sebagai Perantara. Sementara yang menyembuhkan adalah Tuhan.
Adapun, apa yang dikatakan Abu Nawas mengenai keyakinannya dapat Menyembuhkan suatu Penyakit setelah meminum Air pemberiannya sebaiknya jangan kita ikuti, karena itu merupakan tindakan mendahului ketentuan Tuhan, alias Takabbur.
2. Kita Harus tetap Besar Hati atas Apa yang Telah menjadi Ketentuan Tuhan.
Abu Nawas mampu meyakinkan Sang Perempuan bahwa Kematian Suaminya merupakan Takdir Tuhan yang tak bisa dihindari oleh Siapa saja...
Sebab itu, Dia bisa Menerima dengan Besar Hati akan kepergian Suaminya tanpa harus Menuntut Hukum Pidana atau Perdata terhadap Abu Nawas.
Demikian kisah dari seorang humoris legendaris dalam Dunia Sufi bernama Abu Nawas. Kisah-kisah humorisnya telah tersebar di seluruh penjuru dunia dan mampu menggelitik siapa saja yang membacanya. Semoga kita bisa meneladani kisah di atas. Semoga bermanfaat.