Dua Hari, Oksigen di Pengecer Kota Probolinggo Kosong
Kelangkaan oksigen untuk keperluan medis mulai dirasakan sejak dua hari terakhir di Kota Probolinggo. Salah satu toko pengecer tabung oksigen, UD Syarifah Gas di Jalan KH. Abdul Aziz, Kota Probolinggo mengaku, belum mendapatkan pasokan oksigen.
“Sudah dua hari ini puluhan tabung di tempat saya kosong. Pihak distributor menjanjikan akan memasok oksigen, Senin besok, 19 Juli 2021,” kata Bambang, pemilik UD Syarifah Gas kepada wartawan, Sabtu, 17 Juli 2021.
Pemilik toko pengecer oksigen di Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo itu hanya bisa menunggu.
Bambang menambahkan, sebelum pandemi Covid-19, permintaan oksigen di tokonya mencapai 10-20 tabung per hari. “Saat pandemi Covid-19, permintaan oksigen meningkat menjadi 25 sampai 50 tabung per hari,” katanya.
Dikatakan meningkatnya permintaan oksigen juga membuat harga oksigen untuk kesehatan itu naik. Tabung oksigen ukuran 6 meter kubik yang sebelumnya Rp 100.000 naik menjadi Rp 120.000.
Sedangkan tabung oksigen 1 meter kubik yang semula Rp 50.000 naik menjad Rp 75.000. “Meski harga oksigen naik, khusus warga tidak mampu saya gratiskan,” kata Bambang.
Tabung oksigen berukuran kecil (1 meter kubik) bisa digunakan selama 3 jam nonstop. Sementara untuk tabung besar, bisa digunakan selama 18 jam nonstop.
Diduga terkait melonjaknya warga Probobolinggo yang menjalani isolasi mandiri (isoman) karena terinfeksi Covid-19, permintaan oksigen meningkat tajam. US Syarifah Gas pun sampai melayani pengisian ulan (refill) oksigen 24 jam setiap hari.
“Selama oksigen masih tersedia, kami buka 24 jam untuk melayani warga. Saat ini memang pelanggan berasal dari warga yang isolasi mandiri,” ujarnya.
Karena pasokan oksigen dari distributor tersendat sejak dua hari lalu, sejumlah pelanggan UD Syarifah Gas harus pulang dengan tangan hampa. “Saya sudah putar-putar ke mana-mana untuk beli oksigen ternyata semuanya kosong,” kata Hendra.
Hendra mengaku, membutuhkan oksigen untuk pengalasan, bukan untuk kesehatan (pernapasan). “Ya, akhirnya saya tidak bisa bekerja ngelas,” katanya.
Terkait kelangkaan oksigen, Bambang mengaku, sudah menanyakan kepada supliyer utamanya. “Supliyer menginformasikan, memang ada pengalihan distribusi oksigen selama beberapa hari ke depan,” katanya.
Selama ini, kata Bambang, pasokan oksigen dari PT Samator lancar-lancar saja. “Tidak tahu, kok sekarang tiba-tiba pasokan tersendat sampat dua hari,” katanya.
Advertisement