Dua Hal Sebabkan Radikalisme-Ekstremisme, Kata Haedar Nashir
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, jika ada pandangan-pandangan negatif tentang agama, seperti agama sebagai sumber terorisme, radikalisme, ini telah mengalami bias dari dua hal.
Dua hal tersebut, antara lain, pandangan luar tentang agama yang masih negatif, dan juga ada unsur-unsur di kalangan umat beragama yang pemahamannya masih terbatas. Lalu dengan agama yang terbatas itu lahirlah pandangan-pandangan dan sikap ekstrimitas, dan radikalisme.
“Ekstremisme dan radikalisme itu bukan hanya ada di agama. Tetapi juga ada di ideologi, dan bahkan ada juga dalam konteks kebangsaan yang disebut ultranasionalisme,” imbuh Haedar.
Sehingga, Muhammadiyah ingin melawan itu dengan sikap moderasi.
“Bahwa energi negatif itu harus dibilas dengan energi positif,” pungkas Haedar.
Haedar mengingatkan, kehadiran lembaga pendidikan Muhammadiyah, khususnya Universitas Muhammadiyah di sejumlah daerah di Indonesia, merupakan bagian dari kontribusi Muhammadiyah mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Mencerdaskan kehidupan bangsa tidak cukup dengan berkumpul-kumpul secara massa, mencerdaskan kehidupan bangsa harus dengan membangun center of excellence,” ujar Haedar dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 28 Mei 2019.
Haedar menjelaskan, Muhammadiyah membangun pusat-pusat keunggulan berangkat dari pandangan keagamaan Islam yang berkemajuan.
“Agama di Indonesia bukan lah beban, bukan masalah, dan juga bukan sumber masalah, tetapi agama menjadi sumber inspirasi kemajuan bangsa, dan Muhammadiyah mempelopori itu,” jelas Haedar.
Haedar Nashir sebelumnya menjelaskan saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Conventian Hall Center Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) sekaligus launcing perubahan status dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) menjadi Universitas berdasarkan SK Presiden Nomor 879/KPT/I/2018 pada Minggu 26 Mei.
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Bupati Kudus, HM Tamzil, dan juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Tafsir. (adi)
Advertisement