Dua Hal Pesan Gus Dur soal Konflik Palestina - Israel
Konflik Palestina dan Israel merebak kembali. Tentu dengan jatuhnya korban jiwa di antara keduanya. Dewan Keamanan PBB pun segera mengadakan Sidang Umum di New York, yang dijadwalkan hari ini, Kamis 20 Mei 2021, dihadiri Menlu RI Retno Marsudi.
Banyak orang mengenang, setidaknya teringat kembali akan pandangan KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI, tentang perjuangan rakyat Palestina dan hak-hak Israel mendirikan negara.
1. Tentang Palestina
Dalam acara diskusi di Jakarta pada 2008, Gus Dur pernah menjelaskan, "Adalah hak Bangsa Israel untuk mendirikan sebuah negara. Salahnya ialah mereka mendirikan negara dengan cara merampas tanah Palestina."
Pada kesempatan lain, Gus Dur selalu menegaskan bahwa masalah yang terjadi ialah karena Israel bersikap sangat tidak adil kepada Palestina. Jika Palestina diberikan perlakuan adil, maka konflik akan bisa diminimalisir. Itu kalimat langsung dari Gus Dur.
Ketika berbicara tentang kemerdekaan Palestina, Gus Dur menjelaskan, usulan Gus Dur kepada Presiden Palestina Yasser Arafat dan pihak Israel sebenarnya sudah sama-sama disetujui kedua belah pihak. Yakni, Palestina mendapatkan wilayah seperti kondisi pasca Perang Arab Israel tahun 1967.
Namun, persetujuan itu ditolak oleh kelompok Hamas dengan menyerang Israel secara sepihak sehingga perjanjian damai menjadi berantakan kembali.
Untuk mampu dipercaya oleh kedua belah pihak yang berkonflik, Gus Dur menegaskan mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Di samping itu, mendekati Israel dengan cara membuka hubungan diplomatik dan hubungan dagang.
Mengapa demikian?
Sejarah telah membuktikan seluruh cara telah buntu. Baik cara angkat senjata hingga cara perundingan tidak membuahkan hasil. Sebab, bagaimana mau mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai jika kita berpihak pada salah satunya?
Sayang sekali kecerdasan Gus Dur tidak terbaca oleh sebagian besar Bangsa Indonesia. Banyak dari kita yang menganggap apa yang Gus Dur lakukan sebagai sebuah 'pengkhianatan'.
2. Tentang Kedutaan Besar di Israel
Ketika Gus Dur akan membuka Kedutaan Besar Indonesia di Israel dan sebaliknya, sontak Presiden ke-4 RI dihantam dengan caci-maki dan hujatan yang tidak bisa dibendung. Semua sebutan buruk dan tidak pantas ditimpakan kepada Gus Dur.
Ketika belajar kepada Gus Dur, secara personal pernah seorang santri yang kini sebagai Bu Nyai di Jawa Tengah, Shuniyya Ruhama, bertanya:
“Gus, sebenarnya apa sih yang membuat Gus Dur mewacanakan ingin membuka Kedutaan Besar di Israel?”
Gus Dur mengambil nafas panjang, tersenyum, kemudian menjawab:
“Pertama, kita tidak bisa membantu perjuangan kemerdekaan Palestina karena tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Israel. Selama ini kita hanya “titip suara” kepada Amerika. Padahal kita tahu bahwa Amerika itu pendukung setianya Israel.
Jadi sampai kapan pun suara kita tidak akan pernah sampai. Kalau mau membantu rakyat Palestina, kita harus bisa bicara langsung kepada Israel. Caranya ya dengan membangun hubungan diplomatik itu...”
“Kedua, saya tahu kok sebenarnya ada banyak perdagangan ilegal antara beberapa pengusaha Indonesia dengan Israel. Karena ilegal maka tidak bisa diapa-apakan kalau tidak ketangkep. Kalau kita punya hubungan diplomatik, kan otomatis ada banyak sekali pajak yang kita dapatkan. Bisa menambah devisa negara kita.”
Begitulah jawaban KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
"Subhanallah... subhanallah... Ternyata pemikiran Mbah Wali Gus Dur telah jauh sekali melampaui apa yang mampu kita pikirkan. Beliau tetap santai dijatuhkan dan dihujat. Ternyata itu semata-ma karena cinta beliau kepada rakyat Palestina dan tentunya Negara Indonesia."
Demikian catatan Bu Nyai Shuniyya Ruhama dari Jawa Tengah.
Kesan Fakta Hari Ini
"Dan hari ini kita bisa menyaksikan, satu persatu negara di dunia bahkan negara Islam juga sudah membuka Kedutaan Besar Israel di negaranya masing-masing, sebagain diantaranya sedang mewacanakan ke arah sana. Entah apa yang kini dipikirkan para pencaci maki dan penghujat Mbah Wali Gus Dur menyaksikan kenyataan ini.
"I Love u mbah Wali Gus Dur," kata Bu Nyai Shuniyya Ruhama.
"Ila ruhi Mbah Wali Gus Dur wa zawjatihi wa dzurriyahitihi wa furu’ihi wa silsilatihi wa muridihi wa muhibbihi ya Allah... wa muhibbihi ya Allah ... wa muhibbihi ya Allah... syaiun lillahi lana wa lahum Al Fatihah.!"