Dua Hal Penting Proses Menyembelih Hewan Kurban
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam memperlakukan hewan dengan baik, saat hidup, saat akan disembelih maupun sesudahnya. Luar biasa tuntunan Nabi kita.
Di negara kita juga telah diterapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 95 Tahun 2012, tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dan Kesejahteraan Hewan.
Menjelang Idul Adha, sebagaiknya umat Islam memahami tata cara menyembelih yang baik. Ustad Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur menuturkan hal-hal berikut.
1. Teknik Merebahkan Sapi dengan Cara Tidak Kasar
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam memerintahkan saat menyembelih hewan:
ﻭﺇﺫا ﺫﺑﺤﺘﻢ ﻓﺄﺣﺴﻨﻮا اﻟﺬﺑﺢ
"Jika kalian menyembelih maka lakukan dengan cara yang baik" (HR Muslim, Abu Dawud dan lainnya)
Beberapa ulama yang memberi penjelasan hadis di atas mengatakan:
اﻟﺬﺑﺢ ﺑﺎﻟﺮﻓﻖ ﺑﻬﺎ ﻓﻼ ﻳﺼﺮﻋﻬﺎ ﺑﻌﻨﻒ ﻭﻻ ﻳﺠﺮﻫﺎ ﻟﻠﺬﺑﺢ ﺑﻌﻨﻒ
Menyembelih dengan cara halus. Maka jangan merobohkan hewan dengan cara kasar dan jangan menariknya ke penyembelihan dengan kasar (Aun Al-Ma'bud, Syarah Sunan Abi Dawud 6/272).
Beberapa tahun lalu kami melakukan kajian Fikih Qurban bersama Dinas Peternakan Jawa Timur sekaligus sosialisasi cara mudah merobohkan sapi (lebih lengkap bisa dilihat di YouTube), dengan teknik mengikat tali pada tubuh sapi seperti di bawah ini:
2. Tingkat Keberhasilan Cara Mengikat Hewan
Terus terang dalam hal merebahkan hewan dan menyembelih saya tidak berbakat, belum ada nyali pembunuh hewan, nyali saya adalah sebagai pemakan sate, gule, rawon, rendang dan masakan Nusantara lainnya.
Sama seperti ada pakar hukum di bidang teori contohnya dosen, di bidang regulasi hukum contohnya Bapak Dewan Pusat Dr. Anwar Rachman, dan praktisi hukum di lapangan contohnya para lawyer atau pengacara.
Saat simulasi dan praktik dengan sapi yang diikat dan dililitkan ke punggung sapi lalu ditarik memang berhasil. Namun saat dipraktikkan dalam Idul Adh ada yang berhasil dan ada yang tidak.
Akhirnya pakai cara lama, 1 sapi dikeroyok 10 orang baru roboh. Mungkin sapi berguman: "Beraninya main keroyokan, lho".
Mengapa tidak berhasil semua? Sebab saat Idul Adha ada banyak anak kecil ramai, juga suara takbiran, banyak darah berceceran, apalagi disembelih di depan mantannya.