Dua Fotografer Asal Prancis Gelar Fotografi Tentang Indonesia
Dua fotografer asal Prancis, Erell Hemmer dan Remi Decoster, menggelar pameran fotografi tentang Indonesia di House of Sampoerna (HoS) Surabaya.
Pameran bertajuk 'Jeune Creation' (dibaca Jzhen Kreasiong), yang artinya cipta karya muda ini, akan berlangsung pada 12 April hingga 24 April. Acara ini terselenggara hasil kerjasama Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya, bekerja sama dengan HoS.
"Dalam hal ini IFI ingin mendukung dan membuka kesempatan bagi seniman-seniman muda untuk berkarya. Kali ini dua seniman Prancis berkesempatan berkarya pada residensi seni di IFI tahun 2018 mengangkat tema besar Surabaya sebagai kota pelabuhan, maritim, dan pesisir," ujar Pramenda Krishna A, penanggung jawab budaya dan komunikasi IFI Surabaya.
Dalam pameran ini, Erell Hemmer menyuguhkan karya fotografi dengan nilai personal. "Pameran foto saya ini berjudul 'Pourquoi suis-je incapable d'aller sur la tombe de mon pere' yang artinya 'Mengapa ku tak sanggup pergi ke makam ayah," ungkap Erell kepada wartawan.
Erell pun menceritakan latar belakang inspiranya yaitu lautan dan pesisir. "Ayah saya yang telah meninggal merupakan seorang pelaut. Sejak kecil saya sudah akrab dengan semua hal yang berkaitan dengan laut. Oleh karena itu inspirasi berhubungan dengan laut," ujarnya.
Karya-karya Erell yang dibidik menggunakan kamera analog ini diambil di sejumlah negara, termasuk Indonesia tepatnya pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Selain itu, ia juga menampilkan beberapa tulisan, arsip, dan ilustrasi yang dapat dimaknai sebagai fase demi fase perjalanan hidup selepas kepergian ayahnya.
Karya Erell ini diaplisikan pada sebuah peti kemas yang digunakan sebagai alat transportasi dan penyimpanan barang antar lautan yang ditempatkan di halaman depan House of Sampoerna.
"Bagi saya peti kemas adalah sebuah simbol. Ia adalah kendaraan yang digunakan untuk menyimpan menyebarkan berbagai hal di berbagai daerah," kata Erell.
Sedangkan Remi Decoster, dalam pameran ini menghadirkan 43 karya foto dengan proses kurang lebih dua bulan lamanya. Untuk pamerannya kali ini, Remi memilih mengabadikan kehidupan masyarakat di Bangkalan, Madura.
Menurut Remi, Madura memiliki keunikan dan bahasanya daerah yang khas. Hal ini membuatnya tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang budaya Madura.
"Subjek yang saya tonjolkan dalam karya saya ialah aktivitas penata rias pengantin Madura dalam keseharian. Tak hanya foto saya juga membuat cerita karangan yang dapat dibaca menjadi satu kesatuan cerita," terang Remi.
Remi menuturkan, karya seri foto yang ia tampilkan ialah seri foto bertutur layaknya dongeng. Dapat dibaca dari foto pertama hingga foto terakhir. Dimana cerita tersebut ia karang sendiri dengan terinspirasi dari karakter raksasa Indonesia, Gergasi.
"Karya saya ini menceritakan tentang penata rias di Bangkalan yang mendapatkan pekerjaan untuk merias pengantin. Setelah berbagai persiapan dan sang calon pengantin telah tampak cantik, tiba-tiba sang calon pengantin dirasuki oleh Gergasi. Panjang cerita, Gergasi tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh sang wanita," tutup Remi. (pita)
Advertisement