Dua Faktor Ini yang Menyulitkan Proses Evakuasi Longsor Nganjuk
Proses pencarain terhadap enam belas orang yang hilang hingga kini terus dilakukan. Namun proses pencarian belum bisa berjalan maksimal karena terkendala alat. Para petugas yang melakukan evakuasi membutuhkan alat-alat berat untuk melakukan evakuasi. Saat ini sudah ada tiga alat berat yang datang. Dua alat berat besar dan satu alat berat ukuran kecil.
Nantinya, jika alat-alat berat ini sudah bisa beroperasi secara maksimal, petugas akan membuat jalan akses untuk mempermudah proses evakuasi.
Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, menyebut dalam proses pencarian korban ini setidaknya ada dua kendala. Kendala pertama yaitu kondisi kontur tanah yang masih basah dan masih terdapat gerakan.
"Dikhawatirkan jika tak waspada, akan terjadi longsoran susulan," kata Novi Rahman Hidayat seperti dikutip dari Metro TV.
Faktor kedua, adalah faktor cuaca. Faktor cuaca menjadi penting karena jika hujan lebat terjadi, dikhawatirkan longsoran susulan masih akan terjadi.
"Faktor cuca akan terus dipantau. Jika hujan lebat, proses evakuasi akan dihentikan untuk keselamatan petugas," ujar Novi.
Tanah longsor di Kabupaten Nganjuk dipicu hujan dengan Intensitas sedang sampai tinggi pada Minggu 14 Februari sekitar pukul 15.00 WIB sampai 19.00 WIB hingga mengakibatkan tebing longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos pada pukul 18.00 WIB.
Dari 20 warga yang dinyatakan hilang, empat orang sudah ditemukan, yang masing-masing dua orang dalam keadaan selamat, tapi mengalami luka di kaki, sedangkan dua orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Ke-16 data untuk orang yang belum ditemukan yakni Pak Mur, Parmin, Sita, Putra, Yono, Umi, Dimas, Endra, Mbah Darimon, Muriyam, Sunar, Prastyo, Rama, Reihan, Yatemo dan Yatini.
Dari hasil koordinasi dengan pihak terkait, saat ini dibutuhkan logistik atau peralatan untuk keluarga mulai anak-anak hingga dewasa, serta alat berat (eksavator).
Sementara itu, pos pengungsian berada di halaman rumah dan joglo kediaman Kepala Desa Ngetos yang saat ini ditempati sebanyak 147 jiwa.
"Posko pengungsian di rumah Pak Kades di Dusun Selopuro RT 01 - RW 06, Desa Ngatos," kata Yanuar.
BPBD Nganjuk, kata dia, telah melakukan upaya bersama TRC, relawan dan pemerintah melakukan pendataan di lokasi kejadian, mengevakuasi warga, menyediakan pos pengungsian dan penanganan korban luka.
Advertisement