Dua Fakta: Indonesia - Israel, dan Humor Gus Dur
Jauh sebelum menjadi Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid telah melontarkan pentingnya hubungan diplomatik antara Indonesia - Israel. Israel, sejak Indonesia merdeka, tak ada hubungan diplomatik.
Satu alasan menarik bagi Gus Dur. "Negara komunis, yang tak mengakui adanya Tuhan saja, kita menjalin hubungan diplomatik. Lha, wong Israel yang juga mengakui adanya Tuhan kok kita ogah menjalin hubungan. Ini bagaimana?".
Sementara itu, obsesi menjadikan hubungan diplomati Indonesia - Israel terus menjadi bagian penting dalam hidup Gus Dur. Sang Kiai pun mendapat penghargaan dari satu yayasan di Israel karena peran dan gagasan Gus Dur untuk perdamaian dunia.
Berikut dua fakta terkait Gus Dur dalam masalah Indonesia - Israel.
1. Bikin Ketawa Simon Peres
Selama menjabat sebagai Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid dikenal sebagai presiden yang kerap melemparkan candaan kepada para pemimpin dunia. Mulai dari presiden AS, hingga raja Arab Saudi. Suatu kali Gus Dur melempartkan sindiran berbalut humor kepada Presiden Israel, Shimon Peres soal Yahudi yang terbuat dari BH perempuan yang dibelah dua.
Dalam pertemuan dengan Peres, Gus Dur mengatakan jika Israel bakal untung berlipat-lipat hanya dengan membeli BH perempuan.
“Pak Peres, negeri Anda akan kaya raya jika mau mengimpor kutang dari Prancis,” kata Gus Dur kepada Shimon Peres seperti dinukil dari buku Ulama Bercanda, Santri Tertawa miliki Hamzah Sahal.
“Mengapa, Pak Gus?” tanya Peres penasaran.
“Imporlah kutang dari Prancis. Sesampai di Israel, kutang itu dipotong jadi dua,” kata Gus Dur menjelaskan.
Peres makin dibuat penasaran. “Nah, setelah dipotong jadi dua, baru dijual. Kutang yang aslinya hanya bisa dipakai satu orang, di Israel bisa dipakai dua orang, asal dipotong dulu. Dan itu artinya bisa mendatangkan untung lipat dua. Jangan lupa, tali-tali pengikatnya dibuang dulu,” jelas Gus Dur.
“Mana bisa kutang dipotong jadi dua dan mendatangkan untung berlipat?” tanya Peres. Rasa penasarannya makin menjadi-jadi.
“Bisa. Kalau sudah jadi dua, namanya bukan kutang lagi. Kalian bisa memakai kutang sebagai topi untuk pergi ke Tembok Ratapan,” tutur Gus Dur, enteng.
"Hahahaha... Hahahahaha.... Hahahaha...” kali ini Peres paham, dan langsung tertawa terpingkal-pingkal.
Israel Tertipu Gus Dur
Israel terus saja menjadi bagian penting menuju perdamaian dunia. Tak berarti Gus Dur mengabaikan perjuangan rakyat Palestina, yang lama diperjuangkan juga oleh Nahdlatul Ulama (NU) jauh sebelum ormas Islam terbesar itu dipimpinnya. Sejak 1930an, NU dan disuarakan tokoh-tokohnya mendukung perjuangan Palestina untuk merdeka. Bahkan, ada pengumpulan dana untuk Palestina ketika itu.
Lalu kenapa Gus Dur mempunyai ide agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel?
Tengku Zulkarnain (almarhum) pernah menyatakan kekagumannya kepada almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, mantan wakil sekretaris jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menilai Gus Dur adalah sosok cerdas dan murah hari.
Ustadz Zulkarnain menilai kecerdasan Gus Dur dapat dilihat dalam menjalin hubungan dengan negara-negara, termasuk dengan Israel. "Saya tidak melihat Gus Dur pro Zionis," kata Ustadz Zulkarnain.
Seperti diketahui, pemberitaan Gus Dur dekat dengan Israel sudah beredar luas. Sampai-sampai Gus Dur disebut mendapatkan dana hibah dari Negara Zionis tersebut.
"Memang dia mendapat dana untuk membuat hubungan diplomatik dengan Israel. Tapi, sampai beliau wafat dia enggak buat. Itu cerdasnya Gus Dur. Dia menolak halus dengan tidak membuat hubungan diplomatik antara RI-Israel," cerita Tengku Zulkarnain.
Ia berkata, pernah suatu ketika Israel mendesak Gus Dur harus cepat membuka hubungan diplomatik antara Israel-Indonesia. Gus Dur menyatakan bisa, tapi susah dan lama. Israel yang terus mendesak, membuat Gus Dur melontarkan idenya kepada masyarakat.
Hasilnya sudah seperti kita ketahui, berbagai penolakan keras oleh masyarakat Indonesia datang terhadap wacana yang dilemparkan Gus Dur. Saat itu juga Gus Dur mengatakan kepada Israel jika membuka hubungan diplomatik Israe-Indonesia masih sulit dan memerlukan waktu lama.
"Saat itu juga orang Israel diam sampai sekarang. Gus Dur bisa saja buat hubungan diplomatik, tapi sulit dan butuh waktu yang lama," ujar dia.
"Saya enggak membela Gus Dur. Saya juga tidak mencari jabatan dengan memuji Gus Dur. Beliau juga sudah wafat," ucap Ustadz Zulkarnain
Ustadz Zul juga menegaskan tidak perlu menanyakan kecintaan NKRI Gus Dur. Hubungan diplomatik antara RI-Israel belum terwujud berkat dorongan masyarakat Indonesia yang menolak rencana Gus Dur itu.
Di sisi lain, dalam beberapa kali, Gus Dur pun membela Palestina melalui aktivitas kebudayaan, seperti pembacaan Puisi Palestina. Hal demikian pul dilanjutkan sahabat Gus Dur, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) di era ramai-ramainya umat Islam menggelar sederetan aksi massa di Monas dan jalan-jalan utama di Jakarta. Gus Mus menggelar acara Baca Puisi untuk Rakyat Palestina di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta (sebelum pusat kebudayaan dihanguskan).