Dua Cermin Bertauhid, Kesalehan Pribadi dan Kesalehan Sosial
Cerminan seorang bertauhid murni adalah seorang yang bukan hanya hafal akan ajaran-ajaran Agama Islam, hafal akan Asmaul Husna, membangun gerakan salat berjamaah. Hal demikian memang penting. Namun, yang tidak kalah penting adalah dari ketauhidan dan patuh akan ajaran tersebut juga dipraktikkan dalam relasi sosial dan menjaga hubungan baik dengan alam. Sehingga laku ibadah yang dijalankan bukan hanya membangun kesalehan pribadi, tapi juga sosial.
“Gerakan salah berjamaah, gerakan salat yang intens anta yang wajib dan sunnah, itu harus disertai dengan gerakan menciptakan salat yang khusyu’, yang melahirkan kesalehan baik dalam kesalehan pribadi maupun kesalehan terhadap orang lain dan lingkungan,” tutur Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Haedar menjelaskan, jika laku ibadah khusus yang sifatnya transenden sebangun dengan sikap baik pada laku sosial dan lingkungan yang horizontal, maka disitulah kehidupan islami relatif mendalam, luas, dan tersistem.
Berhati-hati dalam Bertauhid
Haedar mengingatkan kepada warga Muhammadiyah dan umat Islam secara luas untuk berhati-hati dalam bertauhid, sebab kadangkala jika orang sudah merasa tauhidnya paling benar acapkali menjadikan dirinya merasa paling suci.
Kemudian menjadi sewenang-wenang terhadap orang lain yang keislamannya masih lemah dan belum mantap.
“Tauhid yang di satu pihak habluminallah nya kita semakin kuat, menimbulkan kesalehan. Di pihak lain yang kedua menimbulkan hubungan kemanusiaan yang saleh,” ungkapnya, dalam pengajian Ramadan 1443 H yang diadakan UMY pada, Selasa 19 April 2022.
Pada kesempatan ini Haedar juga menyinggung tentang nilai kemanusiaan, menurutnya nilai kemanusiaan itu islami. Tegas Haedar menyebut bahwa memuliakan manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan itu sudah islami.
“Pandangan Muhammadiyah dalam relasi gender itu wasathiyah, tidak ekstrim pada pandangan liberal – sekular, yang melihat persoalan itu sebagai konflik tak berkesudahan antara laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.
Namun sebaliknya, pandangan Muhammadiyah terhadap perempuan juga tidak serta merta seperti kelompok yang memandang rendah kaum perempuan. Seorang muslim taat yang mengaku tauhidnya murni, maka sekurangnya dari laku ibadah yang dijalankan akan berdampak pada dua hal yakni kesalehan pribadi dan kesalehan sosial.