Dua Bulan Tak Gajian, Dosen dan Karyawan Unisla Demo BRI
Dosen Universitas Islam Lamongan turun jalan. Para dosen (Unisla) itu berunjuk rasa di Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jalan Basuki Rahmat, Lamongan pada Senin, 19 Juni 2023 karena gaji mereka tak kunjung cair.
Tidak hanya dosen, aksi itu juga diikuti hampir seluruh karyawan. Mereka menuntut agar BRI membuka blokir akses nomor rekening yayasan yang mengakibatkan mereka tidak gajian selama dua bulan terakhir.
Layaknya mahasiswa yang kerap berunjuk rasa, ratusan dosen dan karyawan Unisla itu saat beraksi juga melakukan orasi-orasi panas. Bedanya sedikit bermodal, dengan membawa sound system yang diangkut dengan mobil.
Pengunjuk rasa berseragam serba hitam dengan lengan kanan berpita merah putih ini juga menenteng poster dengan beragam tulisan. Salah satunya bertuliskan 'Gak Bayaran ta?' dan masih banyak lagi.
Bahkan, aksi mereka terlihat juga berani. Sebelum perwakilan aksi diterima pimpinan BRI, pengunjuk rasa sempat adu dorong dengan polisi di pintu pagar masuk.
"Kalau bulan Juni pihak BRI tidak mencairkan, berarti gaji yang belum diterima karyawan total tiga bulan," kata Ketua Penanggung jawab Aksi, Suisno.
Suisno, Dekan Fakultas Hukum ini bersama perwakilan lainnya sempat diterima Kepala Cabang BRI Lamongan Adrey Wiryawan Hasan. Hanya saja, dalam pertemuan itu tidak membuahkan hasil. Pihak BRI belum berani menjawab.
"Karena itu, kita kasih waktu dua atau tiga hari ini, kalau tidak ada kejelasan, gugatan yang sudah kita buat kita ajukan sesuai prosedur hukum. Belum ada keputusan, tapi katanya diupayakan," tandasnya.
Sebetulnya, masih menurut Suisno, jika BRI mempunyai itikad baik, mestinya bisa dibayarkan kepada masing-masing karyawan yang berhak. Semua nomor rekening akan disetor dan diharapkan bisa ditransfer kepada masing-masing karyawan pemilik rekening.
Tetapi BRI tidak berani. Alasannya, masih menunggu mediasi. Ini yang menurut Suisno tidak benar. Karena mediasi bisa dilakukan jika kedua pihak memiliki kedudukan yang sama.
"Mediasi itu kalau punya legal standing yang sama. Kita memiliki legal standing yayasan (Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Islam Sunan Giri), sedang mereka hanya mengklaim saja. Kalau hanya mengklaim, berarti orang yang tidak memiliki kedudukan yang sama," paparnya.
Sekalipun tidak mendapatkan hasil yang dicapai, aksi tetap selesai. Pengunjuk rasa kembali tetap dengan cara long march menuju kampus Unisla di Jalan Veteran, Lamongan.
Diketahui, perkara ini juga sebagai salah satu buntut kemelut kepemimpinan di Unisla. Terhitung sudah tiga bulan ini universitas swasta terbesar di Lamongan ini terbelah setelah muncul dua kubu kepemimpinan.
Saat ini ada dua rektor di Unisla, yakni rektor Dody Eko Wijayanto dan Abdul.Ghofur. Selain itu juga ada dua kepengurusan yayasan. Selain ada yayasan yang dipimpin Wardoyo, juga ada yayasan yang diketuai Bambang Eko Mulyono.
Kedua sama-sama mengaku sah dan berhak melanjutkan roda perjalanan universitas yang dikenal dengan kampus hijau tersebut. Menurut Suisno, rekening diblokir atas permintaan kubu Wardoyo.
Advertisement