Dua Bulan, 32 Kasus DBD di Kota Probolinggo
Saat puncak musim hujan juga ditandai dengan tingginya serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Probolinggo.
Selama dua bulan terakhir, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, terjadi sebanyak 32 kasus DBD di Kota Bayuangga.
Hal itu disampaikan Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinkes Kota Probolinggo, dr Joesminingsih. “Pada Desember 2018 lalu, ada sebanyak 17 kasus DBD . Pada 2019 ini, selama Januari tercatat sebanyak 15 kasus DBD,” ujarnya, Senin, 28 Januari 2019.
Data pasien DBD itu, kata Joesminingsih, diperoleh dari RSUD dr Mohamad Saleh. Sehingga di luar pasien RSUD, diperkirakan jumlah kasus DBD lebih banyak lagi.
Meski selama puncak musim penghujan diwarnai dengan tingginya serangan DBD, Joesminingsih berharap masyarakat tidak panik.
“DBD bisa dicegah dan diobati, masyarakat hendaknya tidak panik,” ujarnya.
Upaya pencegahan di antaranya melalui, pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Caranya, dengan membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, menyingkirkan atau mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang jentik nyamuk.
Joesminingsih menambahkan, PSN adalah upaya utama untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk mulai dari telur sehingga tidak tumbuh menjadi nyamuk dewasa penyebab penyakit DBD.
Sedangkan fogging adalah upaya membunuh nyamuk yang sudah dewasa, yang efektivitasnya hanya dua jam. Sedang jentik nyamuk di dalam air bisa tumbuh menjadi nyamuk dewasa. (isa)