Dua Buku Diterima Menteri Agama, Karya Santri Lirboyo
Pemerintah gencar mengkampanyekan deradikalisasi untuk mencegah terjadinya aksi terorisme. Upaya deradikalisasi dilakukan secara menyeluruh, termasuk deradikalisasi pelajar.
Tak heran bila, dalam kunjungan Menteri Agama RI Fachrul Razi ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Kamis 21 November 2019, mendapat hadiah dua buku tentang kebangsaan dan radikalisme.
Sejumlah Pengasuh Ponpes Lirboyo menyambut kehadiran Menag dalam Kabinet Indonesia Maju, antara lain, KH Kafabih Machrus, KH Anwar Manshur, Gus Muid, KH An'im, serta Ketua PCNU Kota Kediri KH Abubakar Abdul Jalil.
Sebelum bertolak melanjutkan perjalanan Ke Pondok Pesantren Ploso Mojo, Menteri Agama Fachrul Razi diberi cindera mata berupa dua buku tentang kebangsan. Yakni, 'Kritik Ideologi Radikal', dan buku 'Fikih Kebangsaan'.
Dalam catatan, sejumlah pengajar Pondok Pesantren Lirboyo didaulat menjadi penyusun buku pendidikan agama Islam oleh Kementerian Agama (Kemenag). Ini merupakan salah satu upaya santri Pondok Pesantren Lirboyo melakukan deradikalisasi pelajar lewat buku.
Santri Pondok Pesantren Lirboyo yang diminta menyusun buku pendidikan agama tersebut merupakan alumnus Ma’had Aly Lirboyo. Mereka diberi amanah oleh Kemenag untuk ikut menyusun buku pelajaran agama Islam bagi lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag, bersama beberapa orang lainnya.
Buku yang mereka susun antara lain buku fikih untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA), buku fikih untuk kelas XI MA Program Khusus (MAPK), dan buku ilmu hadis untuk kelas XI MAPK.
Ketiga santri tersebut antara lain M. As’ari asal Tegal, M. Nawawi asal Madura dan M. Rifa’i asal Purworejo. Sebelum menjadi pengajar Madrasah Aliyah di Lirboyo, mereka telah terbiasa dengan iklim bahtsul masail dan karya tulis agama sejak masih sekolah.
Beberapa buku telah mereka tulis bersama santri lainnya antara lain 'Gerbang Fikih', buku yang mengumpulkan pemecahan berbagai permasalahan sehari-hari bagi pemeluk agama Islam.
Mereka juga menulis buku 'Kritik Ideologi Radikal', dan buku 'Fikih Kebangsaan' yang ditulis sebanyak tiga jilid.
Empat buku terakhir ini mereka tulis dengan berkonsentrasi pada permasalahan pelik yang sedang melanda bangsa ini yakni radikalisme.
Mereka mengupas tuntas radikalisme dengan merujuk kepada Al-Quran, hadits, dan kitab-kitab salaf yang komprehensif. Tentu saja, mereka berharap karya mereka ini dapat mencegah paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Advertisement